Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Pengusaha Makanan Bertahan di Tengah Pembatasan Aktivitas Masyarakat Saat Pandemi

Kompas.com - 19/01/2021, 14:03 WIB
Achmad Nasrudin Yahya,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Salah satu sektor yang paling terpukul akibat pandemi Covid-19 di Tanah Air adalah sektor usaha makanan dan minuman.

Pandemi yang terjadi sejak tahun lalu ini telah membuat banyak pengusaha harus putar otak untuk bisa bertahan.

Terlebih, pandemi ini juga kerap diselingi dengan berbagai kebijakan pembatasan aktivitas masyarakat, mulai dari Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) hingga Penerapan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Jawa-Bali.

Seorang pengusaha makan dan minuman, Masbukhin Pradana mengakui salah satu strategi agar usahanya tetap bertahan yaitu dengan mengurangi pengeluaran, sekalipun pendapatan tak sesuai yang diharapkan.

"Setidaknya kita jangan melakukan pengeluaran terlalu banyak, mungkin yang bisa kita lakukan pengurangan karyawan yang bersifat kontra," ujar Masbukhin dalam konferensi pers yang digelar BNPB, Selasa (19/1/2021).

Baca juga: Ada Pedagang Protes PPKM, Wali Kota Salatiga: Ini Soal Kesadaran, Bukan Menakuti

Ketika pembatasan pertama diberlakukan, pendapatan usahanya sempat terjun bebas. Pendapatan berkurang 50 persen, bahkan sempat minus 70 persen.

Tak mau gulung tikar, Masbukhin pun terpaksa mengurangi jumlah karyawan.

Saat PSBB pertama berakhir, usahanya sempat sedikit pulih. Akan tetapi bisnisnya kembali diterpa badai menyusul adanya PSBB berikutnya.

Hal itu semakin diperparah dengan diberlakukannya PPKM yang saat ini masih berjalan.

Adanya kebijakan ini, lagi-lagi harus membuatnya memutar otak. Ia kemudian mencoba membangun kebijakan internal baru, yakni dengan menerapkan gaji harian kepada karyawannya.

"Kita ngomong ke teman-teman, 'mungkin enggak kita lakukan gaji itu harian'. Kalau misalnya setiap minggu masuk enam hari, bisa enggak masuk empat hari, itu yang kita lakukan efisien seperti itu," terang Masbukhin.

Baca juga: 1.598 Warga Semarang Kedapatan Langgar Aturan PPKM, 115 Unit Usaha Disegel

Di samping itu, pihaknya memaklumi kondisi ini. Mengingat, virus corona yang hingga kini belum reda memaksa setiap orang agar tidak kaget jika kemudian hari ada kebijakan pengetatan aktivitas masyarakat.

"Kami sebagai pelaku pasti memaklumi kondisi ini, secara kekagetan itu sudah, yo weslah," imbuh dia.

Adapun PPKM ini berlaku di wilayah Jawa-Bali. Penerapan ini berlaku sejak 11 Januari-25 Januari 2021.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Nasional
Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

Nasional
Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

Nasional
Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

Nasional
Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Nasional
Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran 'Game Online' Mengandung Kekerasan

Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran "Game Online" Mengandung Kekerasan

Nasional
Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi 'May Day', Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi "May Day", Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Nasional
Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

Nasional
Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Nasional
Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com