JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengaku masih kebingungan dengan data tenaga kesehatan yang akan menerima vaksin Covid-19.
Menurut Budi, data tenaga kesehatan penerima vaksin yang dimiliki Kementerian Kesehatan masih berubah-ubah.
"Saya tuh bingung sampai sekarang, siapa mau divaksin, datanya goyang-goyang terus. Datanya nakes (tenaga kesehatan) ini," kata Budi dalam acara penandatangan SKB Penyelenggaraan Sistem Informasi Satu Data Vaksinasi Covid-19, Selasa (12/1/2021).
Baca juga: Menkes: Varian Baru Covid-19 ibarat Teroris, Kemenkes Intelijennya
Budi mengatakan, Kemenkes hendak memfinalisasi data tenaga kesehatan penerima vaksin sebanyak 1,4 juta. Namun, data tersebut berubah karena ada kelompok dokter residen belum terdata.
"Saya bilang oke udah ada 1,4, ada yang komplain 'oh saya belum masuk'," ujarnya.
Selain data yang berubah-ubah, Kemenkes juga mengalami masalah terkait distribusi vaksin ke rumah sakit.
Permasalahan itu terkait jumlah tenaga kesehatan yang akan menyuntikkan vaksin hingga lemari pendingin tempat menyimpan vaksin.
Kurangnya jumlah tenaga kesehatan yang akan menyuntikkan vaksin, kata Budi, terjadi karena Kementerian Kesehatan kurang mendaftarkan rumah sakit yang akan menggelar penyuntikan.
"Jadi banyak sekali isu vaksinasi yang kita bingung," ucap dia.
Baca juga: Menkes-Menkominfo Tanda Tangani SKB Sistem Informasi Satu Data Vaksinasi Covid-19
Oleh karena itu, Budi menilai, pihaknya masih memerlukan bantuan dari Kementerian Komunikasi dan Informatika agar bisa dengan mudah menerima data-data yang dibutuhkan dalam penanganan pandemi.
Kementerian Kesehatan dan Kementerian Komunikasi dan Informatika pun sudah melakukan penandatangan Surat Keputusan Bersama Penyelenggaraan Sistem Informasi Satu Data Vaksinasi Covid-19
Adapun pada Rabu (13/1/2021), program vaksinasi Covid-19 di Indonesia dimulai. Presiden Joko Widodo menjadi orang pertama yang disuntik vaksin Covid-19 produksi Sinovac.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.