Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Diminta Cermati Perhitungan Target Waktu Vaksinasi

Kompas.com - 07/01/2021, 11:35 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komisi IX dari Fraksi PAN Saleh Partaonan Daulay mengapresiasi Presiden Joko Widodo yang menargetkan vaksinasi dapat diselesaikan dalam satu tahun.

Namun, ia menilai hal tersebut tidak mudah, mengingat ada 181 juta penduduk Indonesia yang akan disuntik vaksin Covid-19.

"Saya berharap pemerintah jangan terlalu overconfidence ya bahwa program vaksinasi dapat selesai dalam satu tahun," kata Saleh saat dihubungi, Kamis (7/1/2021).

Baca juga: Jokowi: Kita Harap Vaksinasi Bisa Diselesaikan dalam Setahun

Saleh mengatakan, ada beberapa hal yang harus dicermati pemerintah dalam menghitung target vaksinasi Covid-19. Pertama, baru Sinovac yang telah meneken kerja sama pengadaan vaksin.

"Perusahaan lain saya kira masih dalam tahap negosiasi. Negosiasi di sini termasuk harga kemudian proses pengadaannya," ujarnya.

Kemudian, Saleh mengatakan, vaksinasi membutuhkan izin penggunaan darurat atau Emergency Use Authorization (EUA) dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM). Sehingga, perusahaan medis lainnya akan membutuhkan waktu untuk menunggu persetujuan BPOM.

"Itu butuh waktu dan ini terbukti vaksin sudah masuk ke kita 3 juta tapi EUA-nya belum dapat, bahkan pemerintah mencanangkan vaksin 13 Januari, ini penting dihitung waktunya," ucap Saleh.

Baca juga: Menanti Vaksinasi Covid-19 yang Dijanjikan Presiden Jokowi...

Lebih lanjut, Saleh mengatakan, pemerintah harus mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) di daerah serta memastikan distribusi vaksin Covid-19 dilakukan secara merata.

"Saya kira itu yang mendasarinya, jadi jangan terburu-buru, yang penting ini kita tuntaskan secara baik dan terukur, ini vaksinasi biayanya besar sehingga harus bermanfaat bagi masyarakat," pungkasnya.

Sebelumnya diberitakan, Presiden Joko Widodo ingin vaksinasi rampung dalam waktu cepat. 

"Kita akan kerja terus, kita berharap nanti kurang lebih selama 1 tahun itu (vaksinasi) bisa kita selesaikan," kata Jokowi dalam acara pemberian bantuan modal kerja di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (6/1/2021).

Baca juga: Jokowi: Vaksinasi Covid-19 Tunggu Izin Penggunaan dari BPOM

Kendati demikian, Jokowi memahami bahwa proses vaksinasi tidak mudah karena jumlah penduduk yang divaksin tidak sedikit. Rencananya vaksin diberikan kepada 70 persen atau 182 juta penduduk Tanah Air.

Selain itu Jokowi menegaskan, pelaksanaan vaksinasi masih menunggu izin penggunaan darurat dari BPOM). Ia berharap, izin tersebut terbit di minggu ini atau pekan depan supaya vaksinasi bisa segera dilaksanakan.

"Kita harapkan nanti setelah mulai divaksinasi ini keadaan sudah mulai kembali normal," kata Jokowi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Nasional
Dubes Palestina Sindir Joe Biden yang Bersimpati Dekat Pemilu

Dubes Palestina Sindir Joe Biden yang Bersimpati Dekat Pemilu

Nasional
Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Tak Sejalan dengan Pemerintahan Efisien

Ide Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Tak Sejalan dengan Pemerintahan Efisien

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com