Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahfud: Indonesia Laboratorium Pluralisme Terbaik dan Terbesar di Dunia

Kompas.com - 15/12/2020, 12:15 WIB
Achmad Nasrudin Yahya,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menyebut Indonesia menjadi negara dengan memegang prinsip pluralisme terbaik di tengah beragam agama yang dianut masyarakatnya.

Hal itu ia juga sampaikan saat bertemu Sekjen Rabithah Alam Islami atau World Moslem Leage (WML) Syekh Abdul Karim Al Issa di Arab Saudi pada 8 Desember lalu.

"Saya katakan kepada Pak Abdul Karim, bahwa Indonesia itu bisa dicatat sebagai laboratorium pluralisme terbaik dan terbesar di dunia. Sangat plural masyarakat. Saya bicaralah seperti yang kita tahu, kita punya 1.360 suku, tapi bersatu, harmoni," ujar Mahfud dalam webinar 'Mewujudkan Harmoni dalam Kebhinekaan: Masalah dan Solusinya' yang digelar LIPI, Selasa (15/12/2020).

Baca juga: Pluralisme: Definisi dan Dampaknya

Dalam percakapan dengan Abdul Karim, Mahfud juga mengatakan, bahwa Indonesia merupakan negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia. Sekitar 235 juta dari 267 juta penduduk menganut agama Islam.

Kendati mayoritas penduduknya sebagai seorang muslim, tetapi Indonesia juga mempunyai agama resmi lainnya, yakni Kristen, Katolik, Hindu, Budha, dan Konghucu.

Berbagai agama itu belum termasuk kepercayaan maupun keyakinan lokal yang dianut masyarakatnya.

Meski mempunyai banyak agama dan kepercayaan, kata Mahfud, masyarakat Indonesia tetap hidup dalam keharmonisan.

"Saya hanya ingin katakan, agama kita banyak, keyakinan lokal kita banyak dan semuanya selama ini hidup harmonis," terang Mahfud.

Baca juga: Mahfud MD Bertemu Sekjen Rabithah Alam Islami di Arab Saudi, Bahas Wawasan Moderasi Islam

Sementara itu, Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Laksana Tri Handoko menyebut Indonesia sebagai negara dengan tingkat kemajemukan tertinggi di dunia baik dari sisi agama, bahasa, maupun budaya.

Menurutnya, memelihara dan merawat kemajemukan itu menjadi suatu keniscayaan bagi masyarakat itu sendiri.

"Sebagai negara majemuk, tentu kebhinekaan ini seharusnya dilihat sebagai energi yang konstruktif bagi percepataan kemajuan bangsa kita, bukan justru sebaliknya, energi yang destruktif," kata Handoko.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com