Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

46.000 Satuan Pendidikan Tak Punya Akses Listrik dan Internet, Kemenko PMK: PJJ Persoalan Serius

Kompas.com - 11/12/2020, 14:56 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) mengakui bahwa pelaksanaan pembelajaran jarak jauh (PJJ) di masa pandemi Covid-19 merupakan permasalahan serius.

Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Pendidikan dan Moderasi Beragama Kemenko PMK Agus Sartono mengatakan, hal tersebut dikarenakan masih banyak sekolah yang belum bisa mendapatkan akses cukup untuk pelaksanaan PJJ tersebut.

"Kita terpaksa (lakukan PJJ). PJJ adalah persoalan serius karena masih belum semua sekolah mendapat akses cukup untuk PJJ," kata Agus dalam diskusi tentang Terobosan Pemanfaatan TIK Sederhana untuk Mengatasi Hambatan PJJ secara daring, Jumat (11/12/2020).

Agus mengatakan, saat ini terdapat 46.000 lebih satuan pendidikan yang tidak mendapatkan akses listrik dan internet.

Baca juga: Peneliti: PJJ Tak Boleh Dipermanenkan untuk Siswa SD

Dari 200.000 lebih satuan pendidikan yang mendapat akses listrik dan internet, kata dia, pihaknya meyakini bahwa tidak semua sekolah siswanya memiliki akses terhadap gawai.

"Sekalipun punya akses terhadap gawai, belum tentu mereka punya kemampuan membeli dalam hal beli pulsa (kuota internet). Banyak hal yang terjadi," kata Agus.

Meskipun demikian, pilihan untuk melaksanakan PJJ harus diambil demi pendidikan anak-anak di Tanah Air tetap terpenuhi meskipun di masa pandemi.

Oleh karena itu, pemerintah pun melakukan berbagai upaya agar pelaksanaan pendidikan tetap berjalan meski jarak jauh.

Antara lain memberikan kelonggaran terhadap pemanfaatan dana bantuan operasional sekolah (BOS), memberi dukungan dengan bantuan pulsa internet, dan kerja sama dengan berbagai pihak untuk melaksanakan PJJ.

Baca juga: Kemendikbud: Evaluasi PJJ, 2 Hal Ini Perlu Digarisbawahi

"Meskipun ini semua dilakukan, tapi belum optimal. Pada saat yang sama, insiatif masing-masing sekolah juga muncul untuk mengatasinya," kata dia.

Lebih jauh Agus mengatakan, penyebaran Covid-19 yang tidak hanya terjadi di Indonesia tetapi di seluruh dunia juga memaksa negara-negara terdampak pandemi menutup sekolahnya.

Di Indonesia sendiri, kata dia, Covid-19 belum membaik bahkan cenderung meningkat.

Dengan demikian, suka tidak suka memaksa semua pihak melakukan penyesuaian karena berpengaruh terhadap sektor pendidkan dan tenaga kerja.

"Sektor pendidikan ktia rasakan selama hampir setahun terpaksa belajar dari rumah dengan berbagai dinamikanya," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

Nasional
PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

Nasional
Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

BrandzView
Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

Nasional
Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

Nasional
Kaesang Sebut PSI Sudah Kantongi Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

Kaesang Sebut PSI Sudah Kantongi Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

Nasional
Hasto: Di Tengah Panah 'Money Politic' dan 'Abuse of Power', PDI-P Masih Mampu Jadi Nomor 1

Hasto: Di Tengah Panah "Money Politic" dan "Abuse of Power", PDI-P Masih Mampu Jadi Nomor 1

Nasional
Jokowi Suntik Modal Hutama Karya Rp 18,6 T untuk Pembangunan Tol Sumatera

Jokowi Suntik Modal Hutama Karya Rp 18,6 T untuk Pembangunan Tol Sumatera

Nasional
Ke Kader yang Akan Ikut Pilkada, Megawati: Kalau Bohong, Lebih Baik Tidak Usah

Ke Kader yang Akan Ikut Pilkada, Megawati: Kalau Bohong, Lebih Baik Tidak Usah

Nasional
Hakim: Hinaan Rocky Gerung Bukan ke Pribadi Jokowi, tetapi kepada Kebijakan

Hakim: Hinaan Rocky Gerung Bukan ke Pribadi Jokowi, tetapi kepada Kebijakan

Nasional
Belum Putuskan Maju Pilkada di Mana, Kaesang: Lihat Dinamika Politik

Belum Putuskan Maju Pilkada di Mana, Kaesang: Lihat Dinamika Politik

Nasional
Jokowi Bakal Diberi Posisi Terhormat, PDI-P: Untuk Urusan Begitu, Golkar Paling Sigap

Jokowi Bakal Diberi Posisi Terhormat, PDI-P: Untuk Urusan Begitu, Golkar Paling Sigap

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com