Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keluarga Simpatisan Rizieq Shihab Mengadu ke DPR: Persoalkan Barang-barang Jenazah, Bekas Luka, dan Keadilan

Kompas.com - 11/12/2020, 07:32 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - "Saya meminta keadilan dari pemerintah, dari Komisi III, mudah-mudahan bisa terungkap apa yang membunuh anak saya ini, jadi intinya saya meminta keadilan," ucap Daynuri, ayah dari Luthfil Hakim, simpatisan Rizieq Shihab, saat menghadiri rapat dengar pendapat dengan Komisi III di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (10/12/2020).

Rapat dengar pendapat tersebut dipimpin Wakil Ketua Komisi III DPR Desmond J Mahesa yang didampingi Wakil Ketua Komisi III Ahmad Sahroni.

Daynuri bersama tiga anggota keluarga simpatisan pimpinan Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Syihab yang tewas dalam bentrokan dengan polisi di Jalan Tol Jakarta-Cikampek itu menuntut keadilan atas peristiwa tersebut.

Baca juga: Pimpinan Komisi III Pertanyakan Posisi Rizieq Shihab Saat Insiden Baku Tembak Polisi dan Simpatisan FPI Terjadi

Rawut kesedihan tak begitu terlihat dari wajah Daynuri dikarenakan sebagian wajahnya tertutup masker.

Namun, ia tak henti menceritakan kondisi anaknya di hadapan pimpinan dan anggota Komisi III DPR.

Ia menceritakan, banyak luka di tubuh anaknya yang ia temukan saat memandikan jenazah.

"Saya lihat pas dimandikan menyaksikan kayak disiksa di punggung kayak geseng dan pipi bengkak biru, tangan terkelupas, tembakan dari jarak dekat, empat lubang (menunjuk dada), nembus ke belakang. Kulit di belakang sama di sini (menunjuk dada) terkelupas," kata Daynuri.

Sama seperti Daynuri, saudara perempuan dari Muhammad Suci Khadavi, Anandra juga menuntut keadilan atas insiden yang menewaskan adiknya.

"Korban ini tidak memiliki kesalahan dan ini benar-benar tidak manusiawi. Kami tahu dari media, kami minta mohon keadilannya di dunia ini," kata Anandra.

Ia menceritakannya, kondisi jenazah adiknya ditemukan banyak luka, salah satunya ada tiga luka tembakan di dada, di bagian punggung dan di kepala juga ditemukan luka.

"Lukanya seperti ditembak jarak dekat, ayah saya cerita sambil berderai air mata, luka tembak di dada ada 3, di punggung luka robek seperti diseret, di jidat ada biru seperti dihantam senpi yang belakangnya," ujar dia.

Baca juga: Anggota DPR Sarankan Keluarga 6 Simpatisan Rizieq Shihab Buka Komunikasi dengan Polri

Sementara itu, paman dari Andi Oktiawan, Umar mengatakan, kejadian yang dialami Andi dan lima orang lainnya benar-benar sudah terjadi.

Ia meminta tak ada fitnah terhadap korban-korban tersebut.

"Sudah jelas kejadiannya yang terjadi, saya mohon setelah kita liat semua, jangan difitnah kembali, saya minta pihak-pihak untuk diusut semua. Itu aja permintaan kami," kata Umar.

Kemudian, saudara perempuan dari Muhammad Reza, Septi menuntut pelaku penembakan adiknya dihukum seadil-adilnya.

Barang-barang jenazah

Dalam sesi pendalaman, Wakil Komisi III DPR Desmond J Mahesa menanyakan soal barang-barang simpatisan Rizieq yang tewas kepada keluarga mereka. 

"Ada barang almarhum yang pada saat jenazah yang dikembalikan, ada yang diserahkan yang lain?" tanya Desmond.

Semua perwakilan keluarga simpatisan Rizieq Shihab tersebut mengaku tidak ada barang-barang mendiang yang dikembalikan oleh aparat kepolisian.

Baca juga: Keluarga Pertanyakan Barang 6 Mendiang Simpatisan Rizieq Shihab Belum Dikembalikan

Paman dari Andi Oktiawan, Umar mengatakan, mestinya pihak kepolisian mengembalikan barang-barang milik Andi dan lima orang lainnya.

"Tentunya sama dari teman-teman semua enggak ada satupun barang yang saya terima, ya, punya almarhum bahkan itu masih aktif pak, iya saya bingung kalau bisa barang-barang dikembalikan harusnya," jawab Umar.

Lantas, Desmond kembali menanyakan, apakah 6 keluarga mendiang simpatisan Rizieq Shihab ini mendapat ancaman setelah peristiwa di Jalan Tol Jakarta-Cikampek tersebut.

Semuanya menjawab tidak mendapatkan ancaman selepas peristiwa tersebut. Namun, Dyanuri curiga ada orang yang tidak dikenal sering menanyakan dirinya.

"Orang yang tidak jelas nanya yang macam-macam, tetapi saya teguh tidak jawab dan ancaman apa pun," kata Daynuri.

Kemudian, Anandra menambahkan, ia yakin adiknya, yakni Khadavi tidak membawa senjata seperti apa yang disampaikan kepolisian.

Ia mengatakan, Khadavi bersama lima orang lainnya hanya mengawal perjalan Rizieq Shihab, bukan untuk melakukan perang.

"Kami ingin meluruskan bahwa anak-anak kami tidak membawa senjata satu pun, baik itu pistol apa pun yang diinformasikan di media, karena buat apa karena niatnya baik bukan untuk perang," kata Anandra.

Baca juga: Keluarga Simpatisan Rizieq Shihab ke Komisi III: Anak Kami Tidak Bawa Senjata

Senanda dengan Anandra, Septi juga mengatakan, adiknya tidak mungkin membawa senjata saat mengawal perjalanan Rizieq Shihab.

"Adik saya enggak pernah bawa senjata, di rumah sebagai ansip tidak pernah bawa pentungan apalagi senjata tajam," kata Septi.

Respons Komisi III

Anggota Komisi III DPR dari Fraksi Partai Nasdem Taufik Basari mengatakan, Komisi III harus mengumpulkan informasi untuk mengambil langkah terhadap kasus tersebut.

Adapun jenazah enam anggota laskar khusus FPI yang tewas ditembak polisi sudah dimakamkan pada Rabu (9/12/2020) pagi.

Lima jenazah yang dimakamkan di Megamendung, Kabupaten Bogor yakni Andi Oktiawan (33), Faiz Ahmad Syukur (22), Ahmad Sofiyan (26), Muhammad Suci Khadavi (21), dan Reza (20).

Sementara itu, jenazah Luthfil Hakim (25) dimakamkan di Cengkareng, Jakarta Barat.

Baca juga: Sidik Penembakan Laskar FPI, Bareskrim Persilakan Lembaga Eksternal Beri Masukan

Enam jenazah itu selesai diotopsi di Rumah Sakit Polri, Kramatjati Jakarta Timur, pada Selasa malam dan langsung diserahkan ke pihak keluarga.

Menurut Taufik, pihak keluarga dan masyarakat perlu mengetahui informasi mengenai langkah-langkah dilakukan Polri dan Komnas HAM dalam mengungkap kasus tersebut.

Informasi tersebut, misalnya mengenai jenis peluru yang digunakan hingga jarak tembak.

"Kemudian kondisi jenazah yang kita harus ketahui dengan hasil dari otopsi yang gunanya mungkin bisa melihat arah tembaknya seperti apa? jaraknya seberapa jauh? analisis terhadap gambaran penembakan seperti apa?" kata Taufik.

Taufik menyarankan agar pihak keluarga membuka komunikasi dengan kepolisian guna mengetahui informasi yang diinginkan maupun sebaliknya.

"Saya menyarankan kepada keluarga korban dan tim pendamping untuk bisa membuka komunikasi juga dengan Propam Mabes Polri, untuk menanyakan bagaimana barang-barang yang dimiliki korban? kemudian apa saja tindak lanjut dari Propam?" ujar Taufik.

Baca juga: Ini Alasan Propam Polri Turun Tangan di Kasus Baku Tembak dengan Simpatisan Rizieq Shihab

Lebih lanjut, Wakil Ketua Komisi III DPR Ahmad Sahroni menegaskan, pihaknya akan terus berupaya menyampaikan aspirasi dari keluarga untuk mencari keadilan atas peristiwa tersebut.

Ia mengatakan, aspirasi keluarga akan disampaikan Komisi III ke mitra kerjanya yaitu Polri.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com