JAKARTA, KOMPAS.com - Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyebutkan, pemerintah terus menyiapkan proses distribusi vaksin Covid-19.
Ia mengklaim, kesiapan sistem distribusi berupa cold chain sudah mencapai 97 persen. Cold chain digunakan dalam proses distribusi untuk menjaga suhu vaksin tetap dingin supaya vaksin tetap efektif dan berkualitas.
"Secara logistik kesiapan prosedur untuk menjaga suhu vaksin atau cold chain dengan tujuan menjaga kualitas maupun efektivitasnya sudah berjalan dengan baik," ujar Wiku, dalam konferensi pers yang ditayangkan YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (26/11/2020).
"Saat ini rata-rata kesiapan cold chain yang berfungsi di Indonesia mencapai 97 persen," kata Wiku.
Baca juga: Pemerintah Finalisasi Pemetaan Daerah Prioritas Vaksin Covid-19
Pemerintah saat ini juga tengah melakukan finalisasi untuk menentukan daerah yang akan jadi prioritas vaksinasi.
Penentuan ini dilakukan dengan mempertimbangkan berbagai aspek seperti jumlah kasus positif, jumlah penduduk, hingga luas wilayah suatu daerah.
Bersamaan dengan itu, kata Wiku, pemerintah sedang fokus untuk memastikan bahwa vaksin yang nantinya digunakan aman, berkhasiat dan minim efek samping.
Wiku menyebutkan, program vaksinasi nasional pada prinsipnya sangat bergantung pada hasil uji klinis tahap 3 yang saat ini masih berlangsung.
Baca juga: Vaksinolog Harap Seluruh Pihak Berperan dalam Distribusi Vaksin Covid-19
Setelahnya, vaksin akan dikaji oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk kemudian mendapatkan emergency use of authorization.
"Kami berharap tahapan ini dapat berjalan sesuai rencana sehingga vaksinasi dapat dilakukan sesuai dengan jadwal yang sudah ditetapkan," ujarnya.
Menurut Wiku, pemerintah pusat terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) yang dibutuhkan dalam program vaksinasi ini.
Jumlah SDM yang dibutuhkan akan disesuaikan dengan jumlah peserta vaksinasi.
Untuk memastikan kesiapan vaksinasi, lanjut Wiku, Presiden Joko Widodo telah melakukan peninjauan simulasi vaksinasi di Puskesmas Tanah Sareal, Bogor, pada 18 November 2020.
"Ini dilakukan tentunya dalam rangka memastikan bahwa seluruh prosesnya dapat berjalan dengan lancar," kata dia.
Baca juga: Kata BPOM Soal Uji Klinis Vaksin Covid-19: Dalam Sebulan Aspek Khasiatnya Hasilnya Baik
Sebelumnya diberitakan, Presiden Joko Widodo memprediksi, proses vaksinasi terkait Covid-19 baru bisa dimulai pada akhir 2020 atau awal 2021.
Meski diperkirakan tiba pada November atau Desember tahun ini, menurut Jokowi, vaksin tak bisa langsung disuntikkan. Perlu proses distribusi yang membutuhkan waktu tidak sebentar.
"Memang proses persiapannya itu tidak hanya menerima vaksin kemudian langsung disuntikkan. Kita juga harus menyiapkan distribusi ke seluruh Tanah Air," kata Jokowi saat berkunjung ke Puskesmas Tanah Sareal, Bogor, Jawa Barat, dipantau melalui YouTube Sekretariat Presiden, Rabu (18/11/2020).
Baca juga: Jokowi: Pandemi Covid-19 Belum Usai, tapi Kita Akan Pulih dengan Vaksin
Jokowi menyebutkan, proses distribusi vaksin tidaklah mudah. Pendistribusian vaksin tak seperti proses distribusi barang-barang lainnya karena harus melalui prosedur tertentu.
"Ini yang tidak mudah, mendistribusikan vaksin itu tidak mudah. Ini bukan barang seperti barang-barang yang lain," ujarnya.
Dalam proses distribusi vaksin, diperlukan derajat kedinginan tertentu (cold chain). Hal ini penting untuk mencegah kerusakan vaksin.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.