Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Guru di Sumenep: Jika Hujan, Hanya Bisa Jangkau 4 dari 19 Murid karena Akses Sulit

Kompas.com - 25/11/2020, 17:00 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Hari Guru Nasional yang jatuh tepat hari ini, Rabu (25/11/2020) dirasakan berbeda bagi guru-guru di Indonesia karena pandemi Covid-19.

Pandemi Covid-19 dirasakan betul-betul menjadi tantangan dan perjuangan berat seorang guru untuk tetap melakukan tugasnya, yaitu mengajar.

Satu cerita perjuangan "pahlawan tanpa tanda jasa" ini setidaknya datang dari seorang guru Sekolah Dasar (SD) di Sumenep, Avan Fathurrahman.

Hal pertama yang ia rasakan sebagai tantangan berawal dari berubahnya metode pembelajaran dari sekolah menjadi dari rumah.

Baca juga: Cerita Guru Asal Sumenep, Atasi Kebosanan Pembelajaran Jarak Jauh dengan Boneka Puppet hingga Ular Tangga

Menurut dia, tidak memungkinkan metode belajar virtual dilakukan di daerahnya. Ada kendala yang mendasari yaitu tidak adanya fasilitas smartphone dan laptop pada murid.

Oleh sebab itu, ia harus keliling ke rumah-rumah siswanya yang berjumlah 19 anak, hampir setiap hari.

"Sehingga mau tidak mau, saya harus keliling untuk menemani satu per satu siswa saya belajar di rumah masing-masing," kata Avan dalam dialog virtual BNPB bertajuk "Hari Guru Nasional: Garda Guru Perangi Covid-19" Rabu (25/11/2020).

Ia mengaku, tak setiap hari dirinya bisa menjangkau 19 anak tersebut. Hal ini dikarenakan kondisi cuaca hujan yang menyulitkan akses perjalanan.

Jika kondisi hujan, Avan mengatakan hanya bisa menjangkau empat sampai enam siswa, atau enam rumah. Akses jalan menuju rumah siswa masih dirasa sulit saat hujan karena jalan licin dan becek.

Baca juga: Cerita Wayan Wita yang Kembangkan Ujian Online dan Menjadi Guru Inovasi Terbaik Nasional

Bahkan, ia menyebut ada beberapa rumah siswa yang setelah turun hujan, tidak bisa ditempuh menggunakan sepeda motor.

"Sehingga motor itu harus dititip dulu di tetangga agak jauh atau di salah satu rumah siswa yang lain. Kemudian saya melanjutkan dengan berjalan kaki menuju rumah siswa tersebut," cerita Avan.

Tantangan berikutnya, adalah meningkatkan semangat belajar siswa yang bosan karena tidak bisa belajar di sekolah.

Tak habis akal, pahlawan tanpa tanda jasa ini pun berinisiatif melakukan inovasi baru dalam hal membangkitkan kembali semangat belajar anak-anak.

Caranya, dengan membawa boneka puppet sebagai teman belajar siswa saat ia berkunjung ke rumah mereka.

Baca juga: Potret Guru Daerah Terpencil Aceh Utara: Tanpa Gaji Disebut Guru Lillahitaala, Jika Honorer Diupah Rp 300.000 Per Bulan

Selain itu, ia juga menggunakan media pembelajaran lain seperti ular tangga raksasa yang dibuat sendiri, hingga papan tulis mini. Meski demikian, ia harus berkorban merogoh kocek pribadinya untuk membuat alat-alat tersebut.

"Kalau media-media seperti itu dari pribadi, dari saya sendiri. Jadi saya buat, terus kebetulan juga ada yang beli," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com