Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peringati Hari Guru, Komisi X Minta Tak Ada Lagi Pelakuan Diskriminatif

Kompas.com - 25/11/2020, 15:02 WIB
Irfan Kamil,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Ketua Komisi X DPR Syaiful Huda berharap tak ada lagi perlakuan diskriminatif terhadap profesi guru

Menurut dia, guru, baik itu yang berstatus aparatur sipil negara maupun guru honorer, sama-sama pengajar. 

“Kami ingin tidak lagi ada perlakuan diskriminatif baik oleh birokrasi maupun antar sesama guru, terutama kepada guru honorer,” kata Huda saat dihubungi Kompas.com, Rabu (25/11/2020).

Ia menegaskan, di dalam aturan yang ada, tidak pernah ada upaya untuk membeda-bedakan antara guru honorer maupun guru yang berstatus ASN.

"Tanggungjawab mereka sama, sama-sama guru," ujarnya.

Oleh karena itu, ia berharap, agar segala bentuk perlakuan diskriminatif terhadap guru dihentikan. Termasuk, dalam hal ini penggunaan istilah "guru honorer" di semua jejang pendidikan.

“Saya ingin narasi guru honorer ini sudah enggak harus ada lagi, lambat laun memang kita sudah harus hapus narasi soal guru honorer ini,” kata Huda.

Baca juga: Hari Guru Nasional 2020, Mendikbud: Profesi Guru Mulia dan Terhormat

Dalam peringatan Hari Guru kali ini, Huda juga menyoroti persoalan di dunia pendidikan yang masih terus terjadi hingga saat ini, yaitu terkait persoalan kesejahteraan guru.

"Pengabdian tulus beliau-beliau itu jujur harus diakui, selama 75 tahun Indonesia merdeka belum dapat imbalan yang layak," kata Huda.

Ia mengatakan, meski terus menghadapi tantangan jaman, ia meyakini bahwa dengan ketulusan hati, budi pekerti, serta pengabdian para guru dapat melewati tantangan itu.

Namun di sisi lain, ia menyatakan, bahwa persoalan kesejahteraan para guru juga harus diperhatikan.

“Karena itu, di hari guru ini, saya ingin mengatakan bahwa sudah tidak bisa ditunda lagi agenda untuk mensejahterakan guru-guru kita,” kata Huda.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Nasional
Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Nasional
Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Nasional
Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Nasional
Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Nasional
Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Nasional
Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Nasional
SYL Berkali-kali 'Palak' Pegawai Kementan: Minta Dibelikan Ponsel, Parfum hingga Pin Emas

SYL Berkali-kali "Palak" Pegawai Kementan: Minta Dibelikan Ponsel, Parfum hingga Pin Emas

Nasional
Anak SYL Ikut-ikutan Usul Nama untuk Isi Jabatan di Kementan

Anak SYL Ikut-ikutan Usul Nama untuk Isi Jabatan di Kementan

Nasional
Cucu SYL Dapat Jatah Jabatan Tenaga Ahli di Kementan, Digaji Rp 10 Juta Per Bulan

Cucu SYL Dapat Jatah Jabatan Tenaga Ahli di Kementan, Digaji Rp 10 Juta Per Bulan

Nasional
KPK Duga Negara Rugi Ratusan Miliar Rupiah akibat Korupsi di PT PGN

KPK Duga Negara Rugi Ratusan Miliar Rupiah akibat Korupsi di PT PGN

Nasional
Berbagai Alasan Elite PDI-P soal Jokowi Tak Diundang ke Rakernas

Berbagai Alasan Elite PDI-P soal Jokowi Tak Diundang ke Rakernas

Nasional
Waketum Golkar Ingin Tanya Airlangga Kenapa Bobby Akhirnya Masuk Gerindra

Waketum Golkar Ingin Tanya Airlangga Kenapa Bobby Akhirnya Masuk Gerindra

Nasional
Bicara soal Rekonsiliasi, JK Sebut Tetap Ada yang Jadi Oposisi

Bicara soal Rekonsiliasi, JK Sebut Tetap Ada yang Jadi Oposisi

Nasional
[POPULER NASIONAL] Jalan Berliku Anies Menuju Pilkada Jakarta | Mahfud soal Pentingnya Pemikiran Megawati

[POPULER NASIONAL] Jalan Berliku Anies Menuju Pilkada Jakarta | Mahfud soal Pentingnya Pemikiran Megawati

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com