Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 23/11/2020, 13:38 WIB
Irfan Kamil,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Deputi Bidang Statistik Sosial Badan Pusat Statistik (BPS) Ateng Hartono menilai, pembangunan sumber daya manusia (SDM) penting diperhatikan sejak dini jika ingin berhasil memanfaatkan bonus demografi.

Sebab, Indonesia sedang berada dalam posisi bonus demografi yang dimulai pada tahun 2012 dan berakhir pada tahun 2037.

Bonus demografi yakni ketika jumlah penduduk usia produktif (usia 15 hingga 65 tahun) lebih tinggi dari penduduk usia non-produktif (usia 15 tahun ke bawah atau 65 tahun ke atas).

Baca juga: Menristek: Bonus Demografi, Startup Berkembang demi Indonesia Maju

Oleh sebab itu, untuk mendapatkan usia produktif yang optimal, sejak dini anak-anak harus difasilitasi pengembangan diri agar mereka bisa tumbuh dengan baik.

“Tantangannya ketika terjadi bonus demografi tidak disertai dengan fasilitas-fasilitas yang mendukung terhadap usia produktif ini, baik kesehatan, pendidikan dan lain sebagainya maka ini (bonus demografi) tidak termanfaatkan secara optimal,” ujar Ateng dalam webinar bertajuk "Big Data, What, and For What", Senin (23/11/2020).

Ateng mengatakan, Indonesia harus dapat memanfaatkan bonus demografi ini sebaik mungkin untuk menyongsong Indonesia Emas pada tahun 2045.

Jangan sampai, kata dia, Indonesia kehilangan bonus demografi seperti Brazil dan Afrika Selatan.

“Kenapa mereka kehilangan bonus demografi? karena pada kondisi saat itu ekonomi sedang krisis,” kata Ateng.

Kendati Indonesia dan sebagian negara lain tengah menghadapi pandemi Covid-19 yang membawa ke arah krisis, Ateng menilai, krisis tersebut tidak sebesar krisis yang terjadi pada tahun 1998.

Oleh karena itu, ia berharap pemerintah dan seluruh elemen masyarakat dapat memperhatikan dan menyiapkan anak-anaknya untuk bisa ditingkatkan kemampuan sejak dini.

Baca juga: Kemenko PMK: Bonus Demografi Indonesia Didominasi Lulusan SMP

Berdasarkan data BPS, stunting di Indonesia tahun 2018 mencapai 30,8 persen, angka pastisipasi murni (APM) SD masih 78,8 persen, gizi buruk 38,8 persen, sedangkan angka partisipasi kasar (APK) 3-6 tahun sebesar 37,9 persen.

“Ketika kita bicara pembangunan manusia sejak dini, maka salah satu faktor usia yang perlu diperhatikan yaitu usia 0 sampai 6 tahun atau 3 sampai 6 tahun,” kata Ateng.

Ateng mengatakan, sekitar 37.9 persen anak-anak di Indonesia pada usia 3 hingga 6 tahun sudah memasuki usia pra-sekolah (pendidikan anak usia dini).

Namun, tidak sedikit anak-anak di Indonesia juga yang masih belum memasuki usia pra-sekolah.

“Untuk dapat meraih Indonesia Emas, maka perlu disiapkan anak-anak kita sejak usia dini diantaranya perbaikan stunting, perbaikan gizi buruk, kemudian APK anak-anak 3 hingga 6 tahun dan APM SD dan SMPnya perlu ditingkatkan,” ucap dia.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Panggil 2 Menterinya, PKB Tegaskan Hak Angket Pemilu Terus Bergulir

Jokowi Panggil 2 Menterinya, PKB Tegaskan Hak Angket Pemilu Terus Bergulir

Nasional
Dirut Pertamina Patra Niaga Terjun Langsung Cek Kesiapan Layanan Avtur untuk Persiapan Lebaran 2024

Dirut Pertamina Patra Niaga Terjun Langsung Cek Kesiapan Layanan Avtur untuk Persiapan Lebaran 2024

Nasional
KPU Lanjutkan Rekapitulasi Suara Nasional untuk Jabar dan Maluku Hari Ini

KPU Lanjutkan Rekapitulasi Suara Nasional untuk Jabar dan Maluku Hari Ini

Nasional
Gubernur Jakarta Dipilih Lewat Pilkada, Raih Suara 50 Persen Plus Satu Dinyatakan Menang

Gubernur Jakarta Dipilih Lewat Pilkada, Raih Suara 50 Persen Plus Satu Dinyatakan Menang

Nasional
SK Penambahan Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton Segera Dirilis

SK Penambahan Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton Segera Dirilis

Nasional
Dito Mahendra Terdaftar di Perbakin, Klaim Hobi dan Koleksi Senpi

Dito Mahendra Terdaftar di Perbakin, Klaim Hobi dan Koleksi Senpi

Nasional
Golkar Dukung Hasil Pemilu yang Akan Ditetapkan KPU

Golkar Dukung Hasil Pemilu yang Akan Ditetapkan KPU

Nasional
Jokowi Dinilai Tengah Lakukan Manajemen Risiko dengan Panggil 2 Menteri PKB

Jokowi Dinilai Tengah Lakukan Manajemen Risiko dengan Panggil 2 Menteri PKB

Nasional
TKN Pertanyakan kepada Siapa Hak Angket Akan Digulirkan

TKN Pertanyakan kepada Siapa Hak Angket Akan Digulirkan

Nasional
Ketua PPLN Kuala Lumpur Akui Ubah 1.402 Data DPT Tanpa Rapat Pleno

Ketua PPLN Kuala Lumpur Akui Ubah 1.402 Data DPT Tanpa Rapat Pleno

Nasional
Pakar Hukum: Menangkan Gugatan Pilpres di MK Nyaris Mustahil

Pakar Hukum: Menangkan Gugatan Pilpres di MK Nyaris Mustahil

Nasional
Ditanya Soal Jatah Kursi di Kabinet Mendatang, Zulhas Serahkan ke Presiden Terpilih

Ditanya Soal Jatah Kursi di Kabinet Mendatang, Zulhas Serahkan ke Presiden Terpilih

Nasional
TPN: Hak Angket Sudah Jadi Sikap Partai, pada Dasarnya Akan Kami Gulirkan

TPN: Hak Angket Sudah Jadi Sikap Partai, pada Dasarnya Akan Kami Gulirkan

Nasional
KPU Usahakan Rekapitulasi Provinsi Papua dan Papua Pegunungan Selesai Malam Ini

KPU Usahakan Rekapitulasi Provinsi Papua dan Papua Pegunungan Selesai Malam Ini

Nasional
Bareskrim Gagalkan Peredaran 10.000 Butir Ekstasi, 1 Residivis Narkoba Ditangkap

Bareskrim Gagalkan Peredaran 10.000 Butir Ekstasi, 1 Residivis Narkoba Ditangkap

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com