Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Resesi hingga Peningkatan Pengangguran Akibat Pandemi, Jokowi: Ini Pukulan Berat

Kompas.com - 11/11/2020, 16:01 WIB
Fitria Chusna Farisa,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo menyebut bahwa pandemi Covid-19 bukan hanya berdampak pada persoalan kesehatan, tetapi juga permasalahan ekonomi yang sangat rumit.

Selama delapan bulan pandemi, terjadi peningkatan jumlah pengangguran. Ekonomi pun mengalami resesi.

"Pengangguran meningkat menjadi 6,9 juta dan pertumbuhan ekonomi di kuartal kedua tahun 2020 menjadi minus 5,32 persen," kata Jokowi saat menyampaikan sambutan virtual di HUT Partai Nasdem ke-9 yang ditayangkan YouTube Nasdem TV, Rabu (11/11/2020).

Baca juga: Singgung UU Cipta Kerja, Jokowi: Perubahan Besar Sering Timbulkan Kekhawatiran

Menurut Jokowi, hal itu menjadi pukulan berat sehingga dibutuhkan kerja-kerja yang luar biasa untuk mengatasinya.

"Hal ini merupakan pukulan yang berat terhadap perekonomian nasional kita yang membutuhkan kerja-kerja yang tidak biasa biasa, yang membutuhkan cara kerja yang luar biasa," ujarnya.

Meski masih resesi, Jokowi mengaku bersyukur pertumbuhan ekonomi kuartal III tahun 2020 di Tanah Air mencapai minus 3,49 persen.

Dengan capaian tersebut, ekonomi tumbuh 1,83 persen dari kuartal II ke kuartal III tahun ini.

Baca juga: Di Hadapan Surya Paloh, Jokowi Sebut Nasdem Partai Besar yang Disegani

Namun demikian, menurut Jokowi, seluruh pihak tak boleh berpuas diri dengan gejala positif ini.

Kerja keras masih dibutuhkan untuk membuka lapangan kerja dan meningkatkan pengembangan usaha mikro kecil menengah (UMKM) secara besar-besaran sehingga mampu bersaing di pasar global.

Jokowi menyebut, pada 30 Oktober 2020 lalu Indonesia menerima fasilitas generalized system of preference (GSP) dari pemerintah Amerika Serikat.

Fasilitas ini memberi keringanan dan pembebasan berbagai bea masuk barang Indonesia ke Amerika. Dengan demikian, produk dalam negeri dan UMKM lebih bisa bersaing dengan produk negara-negara lain.

Baca juga: Presiden Jokowi: Indonesia Butuh Lebih Banyak Inovator

Menurut Jokowi, hal ini menjadi momentum positif karena Indonesia semakin memperoleh kepercayaan besar dari masyarakat internasional.

"Kepercayaan masyarakat internasional terhadap Indonesia dan kemunduran banyak negara akibat pandemi covid harus kita manfaatkan sebagai momentum untuk mengejar ketertinggalan kita," ujar Jokowi.

"UMKM harus kita berdayakan semaksimal mungkin, peluang kerja harus kita ciptakan sebanyak mungkin," tuturnya.

Oleh karenanya, Jokowi menambahkan, peran Undang-undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja menjadi penting.

"Itulah semangat dari penerbitan Undang-undang Cipta Kerja yang sekaligus dimaksudkan untuk mempercepat industrialisasi di dalam negeri serta memperkuat sektor strategis terutama pangan, kesehatan dan energi," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com