Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gatot Nurmantyo Bakal Terima Bintang Mahaputera, Berikut Profil Singkatnya

Kompas.com - 04/11/2020, 09:33 WIB
Achmad Nasrudin Yahya,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Nama Gatot Noermantyo kembali menjadi buah bibir masyarakat setelah Presiden Joko Widodo berencana menganugerahinya gelar bintang mahaputera.

Pria kelahiran Tegal, Jawa Tengah, 13 Maret 1960 itu mengawali kariernya di dunia militer sebagai Danton MO 81 Kiban Yonif 315 Dam II/Slw.

Gatot merupakan jebolan Akademi Militer angkatan 1982.

Beberapa tahun kemudian, Gatot dikirim ke Papua sebagai Komandan Kodim (Dandim), antara lain Dandim 1707 Merauke dan disusul Dandim 1701 Jayapura.

Jabatan teritorial yang pernah ia emban adalah Komandan Korem Suryakencana dan Panglima Kodam Brawijaya.

Baca juga: Jokowi Bakal Anugerahkan SM Amin dan Soekanto Pahlawan Nasional, Gatot Nurmantyo Bintang Mahaputera

Setelah itu, kariernya terus meroket. Gatot menjadi Gubernur Akmil pada 2010.

Tiga tahun berikutnya, ia menjabat sebagai Panglima Komando Cadangan Angkatan Darat (Pangkostrad).

Setelah menjabat posisi tersebut, Gatot dipercaya menjadi Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) ke-30 pada 2014.

Sebelum memasuki masa pensiun, ia mencicipi puncak karier kemiliterannya sebagai Panglima TNI periode 2015-2017.

Gatot mengakhiri karier kemiliterannya setelah diberhentikan secara terhormat oleh Presiden Joko Widodo pada 12 Agustus 2017.

Pemberhentian ini ditandai dengan dilantiknya Marsekal Hadi Tjahjanto sebagai Panglima TNI oleh Presiden.

Meski sudah melepas jabatan sebagai Panglima TNI, masa tugas Gatot di dunia militer baru berakhir pada akhir 1 April 2018.

Baca juga: Gatot Nurmantyo Duga Ada Peretasan dan Minta Anggota KAMI Dibebaskan

Dengan karier yang moncer di bidang militer, ternyata Gatot sebetulnya tak pernah bercita-cita menjadi seorang tentara.

Ia pernah hampir mendaftar diri ke Universitas Gadjah Mada (UGM).

"Saya ingin jadi arsitek," ujar Gatot dalam program "Satu Meja" KompasTV, Senin (3/10/2016).

Halaman:


Terkini Lainnya

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com