JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian yang juga Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Airlangga Hartarto menegaskan, izin penggunaan vaksin Sinovac asal China tetap dikeluarkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Dia pun menyebut vaksin Sinovac akan dikirimkan dalam bentuk vaksin jadi dan bahan baku vaksin.
"Izinnya tetap dari BPOM. Jadi Sinovac ada dalam bentuk jadi, jumlahnya sekitar 3 juta (dosis). Akan masuk bertahap," ujar Airlangga dalam talkshow daring yang ditayangkan di kanal YouTube resmi BNPB, Selasa (27/10/2020).
Baca juga: Indonesia Batal Beli Vaksin AstraZeneca? Ini Penjelasan Airlangga
"Ada juga dalam bentuk bahan baku yang akan diproduksi di Bio Farma. Nah itu tahap awalnya kita setara 15 juta (dosis)," kata dia.
Untuk mendapatkan izin yang dalam hal ini berupa emergency use authorization (EUA), prosedut uji klinis harus dipenuhi oleh vaksin Sinovac.
Menurut Airlangga, laporan interim (sementara) dari uji klinis Sinovac di Bandung akan disampaikan pada awal Desember 2020.
Kemudian, laporan uji klinis Sinovac yang dilakukan di negara lain diharapkan juga masuk pada Desember.
Baca juga: Epidemiolog: Jangan Berekspektasi Tinggi terhadap Vaksin Covid-19
Nantinya, laporan-laporan itu akan diberikan pula kepada BPOM.
"Dengan prosedur yang dipatuhi untuk EUA maka tentu diharapkan BPOM bisa melakukan evaluasi," ujar Airlangga.
"Presiden mengarahkan ini (vaksinasi) akan bisa dimulai saat BPOM sudah keluarkan EUA. Baru kita bisa lakukan imunisasi dengan perencanaan yang matang," kata dia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.