JAKARTA, KOMPAS.com - Polri membantah adanya anggota Brimob yang menyamar sebagai mahasiswa dan ditangkap oleh personel kepolisian lain saat aksi unjuk rasa dalam video yang beredar di media sosial.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Awi Setiyono menyebut peristiwa dalam video itu terjadi di Jambi. Namun ia tidak menjelaskan soal waktu dan tempat kejadian secara spesifik.
“Terkait video viral di medsos yang mengatakan bahwa PA Brimob menyamar sebagai mahasiswa dan ditangkap oleh polisi lalu kena pukul personel Sabhara adalah tidak benar,” kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Awi Setiyono ketika dihubungi, Rabu (21/10/2020).
Baca juga: Bertemu Jokowi, Waketum MUI Mengaku Protes Kekerasan Polisi terhadap Demonstran
Dalam video yang beredar di media sosial, terlihat seseorang yang mengenakan jaket almamater berwarna hijau digiring dan dipiting oleh dua pria berpakaian preman.
Situasi kemudian memanas dan terjadi cekcok. Kemudian dalam video tersebut tampak seorang pria yang mengenakan sweter abu-abu menghantam dagu seorang anggota kepolisian berseragam hingga terjatuh.
Pria yang mengenakan sweater abu-abu itu kemudian berkata, “Kan tadi dibilang, perwira dia itu, masih juga kau pukuli.”
Dalam unggahan itu, disebutkan bahwa seorang perwira menyamar menjadi massa aksi dengan mengenakan jaket almamater dan ditangkap karena dianggap provokatif.
Namun, menurut Awi, pria berjaket almamater hijau tersebut benar merupakan mahasiswa. Mahasiswa itu diamankan oleh Brimob karena diduga melawan petugas.
Awi mengatakan, adu mulut seperti yang terekam dalam video disebabkan oleh salah paham.
Menurutnya, teriakan “perwiraku” yang terekam dalam video merujuk ke anggota intel Brimob yang terkena pukul saat menghalangi anggota dari Satuan Sabhara memukul mahasiswa.
Baca juga: Kontras Catat 20 Aduan Tindak Kekerasan Aparat Saat Demo Selasa Lalu
“(Personel dengan pakaian preman) yang amankan mahasiswa menghalang-halangi anggota Sabhara yang mau memukul mahasiswa,” ucap Awi.
“Makanya ada salah paham sedikit di lapangan, tapi sudah clear setelah tahu yang bawa mahasiswa adalah PA Intel Brimob,” tutur dia.
Belakangan, pengunggah video itu mengklarifikasi cuitannya dan meminta maaf atas kesalahan interpretasi di awal unggahannya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.