Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Angka Kematian Covid-19 Tinggi hingga Lewati 10.000, Ini Penjelasan IDI

Kompas.com - 25/09/2020, 10:21 WIB
Irfan Kamil,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Slamet Budiarto menjelaskan faktor penyebab tingginya kematian pada pasien Covid-19.

Selain akibat penyakit penyerta atau komorbid, sistem rujukan rumah sakit juga dinilai belum berjalan dengan baik.

"Pasien masih kesulitan mendapatkan rumah sakit rujukan," kata Slamet saat dihubungi Kompas.com, Jumat (25/9/2020).

Baca juga: Angka Kematian Tinggi, Luhut Sebut Penanganan Pasien Covid-19 di RS Rujukan Belum Maksimal

Slamet mengatakan, banyaknya kematian juga disebabkan akibat pasien Covid-19 datang terlambat, sehingga tidak bisa langsung ditangani.

Selain itu, test PCR yang membutuhkan waktu lama juga menjadi penyebabkan diagnosis menjadi terlambat dilakukan.

Penyebab lain, menurut dia, yakni tidak tersedia obat yang lengkap untuk menolong pasien Covid-19.

Pemantuan perjalanan penyakit yang kurang ketat juga salah satu faktor kematian yang tinggi.

Selanjutnya, ketersediaan alat kesehatan seperti ventilator juga masih menjadi persoalan. 

"Persoalannya keterlambatan pemasangan ventilator dan tidak tersedianya ventilator di rumah sakit," tutur Slamet.

Baca juga: UPDATE: Jumlah Pasien Meninggal akibat Covid-19 Lampaui 10.000 Kasus

Untuk diketahui, situasi pandemi Covid-19 di Indonesia yang telah terjadi selama lebih dari enam bulan belum menunjukkan tanda akan membaik.

Hal tersebut tampak dari penambahan kasus harian Covid-19 yang kini telah tembus angka 4.000-an kasus dalam satu hari.

Pada Kamis (24/9/2020), Satuan Tugas Penanganan Covid-19 melaporkan data penambahan harian kasus Covid-19 sebanyak 4.634 kasus.

Penambahan kasus positif pada Kamis ini merupakan yang tertinggi sejak kasus Covid-19 pertama kali diumumkan Presiden Joko Widodo pada Maret.

Baca juga: Catatan Rekor Covid-19 di Indonesia dan Gelaran Pilkada sebagai Salah Satu Penyebabnya

Adapun rekor tertinggi penambahan kasus Covid-19 yang tercatat, terjadi pada sehari sebelumnya yakni Rabu (23/9/2020). Saat itu ada 4.465 kasus baru selama 24 jam.

Selain itu, data pada Kamis juga mencatat adanya 128 penambahan kasus kematian akibat Covid-19.

Dengan penambahan ini, tercatat total kasus kematian akibat Covid-19 telah mencapai 10.105 orang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri 'Triumvirat' Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri "Triumvirat" Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

Nasional
Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com