Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Satgas: Diabetes Jadi Kasus Komorbid Terbanyak yang Diderita Pasien Covid-19

Kompas.com - 16/09/2020, 18:41 WIB
Irfan Kamil,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Diabetes mellitus adalah penyakit penyerta alias komorbid yang paling banyak diidap oleh pasien Covid-19.

Demikian diungkapkan Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Doni Monardo dalam diskusi virtual bertajuk 'Arah Kebijakan Penanganan Pandemi Covid-19' yang digelar, Rabu (16/9/2020).

"Kami sudah punya data cukup banyak selama enam bulan terakhir ini. Ada beberapa daerah yang kami amati komorbidnya itu mencapai 92 persen dan peringkat pertama adalah diabetes," ujar Doni.

Provinsi yang pasien Covid-19 paling banyak mengidap komorbid diabetes, adalah Jawa Timur.

Baca juga: Punya Komorbid, Seorang Warga Kota Tegal Meninggal karena Covid-19

Penyakit penyerta kedua yang paling banyak diidap oleh pasien Covid-19 adalah hipertensi.

Selain itu, ada pula gangguan jantung, paru-paru, gangguan pernapasan, ginjal, asma dan kanker.

Bagi pasien yang memiliki berbagai penyakit penyerta itu, lanjut Doni, Covid-19 ibarat malaikat pencabut nyawa.

Apalagi apabila pasien memiliki komorbid disertai berusia lanjut. Risiko mereka sangat tinggi.

Berbeda bagi pasien yang dalam usia produktif dan tak memiliki penyakit bawaan, risiko terhadap mereka relatif rendah.

"Jadi kalau kita melihat, Covid-19 ini sangat mengancam bagi mereka yang punya risiko tinggi (lansia dan komorbid). Tapi bagi masyarakat yang tak punya resiko tinggi aman-aman saja dan kita sudah buktikan ada ratusan ribu orang yang sekarang sudah pulih," ucap Doni.

Baca juga: Gugus Tugas: Komorbid Jadi Penyebab Tingginya Kasus Fatal Covid-19

"Angka kesembuhan kita (Indonesia) termasuk cukup bagus. Presentase 71. Pernah di angka 72, sekarang menurun sedikit dan kita sedang upayakan bertahan dan di atas rata-rata global," lanjut dia.

Fakta itu menunjukkan bahwa pemerintah harus melakukan berbagai langkah demi menyelamatkan kelompok masyarakat yang memiliki risiko tinggi terhadap Covid-19.

"Oleh karenanya, strategi kami pertama adalah melindungi kelompok rentan," ujar Doni.

Kedua, menekan kasus positif seminimal mungkin, meningkatkan angka kesembuhan dan menurunkan angka kematian.

Ketiga, peningkatan uji spesimen sekaligus memasifkan pencarian orang-orang yang pernah kontak dekat dengan pasien Covid-19 serta memberikan pelayanan terbaik bagi pasien.

Baca juga: Pasien Corona dengan Komorbid: Melihat Risiko hingga Potensi Sembuh

"Testing kita sudah melampaui di atas 30.000 spesimen per hari. Namun untuk standar WHO, kita masih sedikit di bawah dan diharapkan kita berada pada 38.000 pemeriksaan orang per hari berdasarkan ketentuan yang dikeluarkan oleh badan kesehatan dunia," ujar Doni.

Khusus berkaitan dengan memberikan pelayanan terbaik bagi pasien Covid-19, Doni mengakui, menemui kendala, yakni sejumlah rumah sakit hampir penuh. Khususnya di DKI Jakarta.

Namun, ia menegaskan, situasi tersebut masih dalam kendali pemerintah.

"Kita sedang berusaha bekerjasama dengan pemerintah DKI agar beban tersebut bisa dialihkan ke Rumah Sakit Wisma Atlet," ujar Doni.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Tanggal 2 Oktober Memperingati Hari Apa?

Tanggal 2 Oktober Memperingati Hari Apa?

Nasional
Ke Serbia, KSAL Jajaki Kerja Sama Produksi Senjata dan Pelatihan Anti-teror

Ke Serbia, KSAL Jajaki Kerja Sama Produksi Senjata dan Pelatihan Anti-teror

Nasional
12 Jam Berlalu, KPK Masih Geledah Kantor Kementan Terkait Dugaan Korupsi

12 Jam Berlalu, KPK Masih Geledah Kantor Kementan Terkait Dugaan Korupsi

Nasional
Masa Pakai Hotel Sultan Selesai, Pemerintah Minta PT Indobuildco Segera Angkat Kaki

Masa Pakai Hotel Sultan Selesai, Pemerintah Minta PT Indobuildco Segera Angkat Kaki

Nasional
Ditanya Soal Khofifah jadi Cawapres, Ganjar: Semua Masih Punya Kesempatan

Ditanya Soal Khofifah jadi Cawapres, Ganjar: Semua Masih Punya Kesempatan

Nasional
Ada Mahfud dan Sandiaga di Rakernas PDI-P, Hasto: Para Menteri yang Jadi Sahabat Diundang

Ada Mahfud dan Sandiaga di Rakernas PDI-P, Hasto: Para Menteri yang Jadi Sahabat Diundang

Nasional
Polri Ungkap Akan Ada Tersangka Baru di Kasus Mafia Bola Liga 2, Bakal Jerat Klub?

Polri Ungkap Akan Ada Tersangka Baru di Kasus Mafia Bola Liga 2, Bakal Jerat Klub?

Nasional
Luhut: Amdal Rempang Eco City Masih Proses, Enggak Ada Masalah

Luhut: Amdal Rempang Eco City Masih Proses, Enggak Ada Masalah

Nasional
Kemendagri Siapkan Sanksi untuk Pemda yang Tak Anggarkan Dana Pilkada 2024

Kemendagri Siapkan Sanksi untuk Pemda yang Tak Anggarkan Dana Pilkada 2024

Nasional
3 Pesawat Super Hercules Terbaru Milik TNI AU Bakal Ikut 'Flypast' HUT Ke-78 TNI

3 Pesawat Super Hercules Terbaru Milik TNI AU Bakal Ikut "Flypast" HUT Ke-78 TNI

Nasional
Luhut Sebut Kereta Cepat Jakarta-Bandung Akan 'Soft Launching' Senin Depan

Luhut Sebut Kereta Cepat Jakarta-Bandung Akan "Soft Launching" Senin Depan

Nasional
Soal Cawapres Ganjar, Hasto PDI-P: Tunggu Tanggal Mainnya dari Bu Mega

Soal Cawapres Ganjar, Hasto PDI-P: Tunggu Tanggal Mainnya dari Bu Mega

Nasional
Kasus Korupsi BTS 4G, Kejagung Dalami Aliran Uang Rp70 M ke Komisi I DPR

Kasus Korupsi BTS 4G, Kejagung Dalami Aliran Uang Rp70 M ke Komisi I DPR

Nasional
Cerita Ganjar Dibisiki Jokowi Saat Serius Simak Pidato Megawati

Cerita Ganjar Dibisiki Jokowi Saat Serius Simak Pidato Megawati

Nasional
PDI-P Klaim Tema Kedaulatan Pangan di Rakernas Bukan untuk Sindir Mentan SYL

PDI-P Klaim Tema Kedaulatan Pangan di Rakernas Bukan untuk Sindir Mentan SYL

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com