JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengatakan, ketahanan pangan menjadi tantangan tersendiri di masa pandemi Covid-19, bahkan sudah sejak sebelumnya.
Pasalnya, kata dia, salah satu dampak pandemi Covid-19 yang perlu menjadi perhatian adalah terjadinya kelangkaan dan krisis pangan dunia.
Ma'ruf mengatakan, hal tersebut sudah diingatkan oleh Badan Pangan dan Pertanian Dunia atau FAO.
"Di negara kita ketahanan pangan menjadi tantangan tersendiri bahkan sebelum terjadinya pandemi Covid-19," kata Ma'ruf saat memberi sambutan di acara Simposium Nasional yang digelar Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar secara daring, Selasa (1/9/2020).
Baca juga: Mentan: Kalimantan Selatan Bagian Lumbung Pangan Nasional
Ia mengatakan, sejak pandemi Covid-19 bergulir, FAO telah meminta negara-negara penghasil pangan besar di dunia mengambil langkah pengamanan cadangan pangan dalam negeri.
Hal itu bertujuan agar stok pangan nasional terjamin meskipun pandemi masih berlangsung.
Namun masalahnya, kata dia, tantangan yang dihadapi Indonesia dalam menyediakan ketahanan pangan nasional ini adalah banyaknya alih fungsi lahan.
"Alih fungsi lahan menjadi ancaman serius bagi ekosistem pertanian di Indonesia. Berubahnya fungsi lahan sawah membawa dampak yang sangat luas seperti ancaman terhadap ketahanan pangan, kemiskinan petani dan kerusakan ekologi di pedesaan," ujar Ma'ruf.
Baca juga: Indonesia dan UEA Bahas Kerja Sama Terkait Covid-19 hingga Energi dan Pangan
Apalagi, kata dia, data Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional menunjukkan, luas lahan baku sawah menurun dari 7,75 juta hektare pada tahun 2013 menjadi 7,46 juta hektare pada tahun 2019.
Sementara itu, luas panen menurut perhitungan BPS dengan menggunakan metode kerangka sampel area (KSA) menurun dari 11,38 juta hektare menjadi 10,68 juta hektare pada tahun 2019.
"Itu diperkirakan akan menurun lagi menjadi 10,48 juta hektare pada tahun 2020. Mengamati perkembangan ini maka rata-rata sawah hanya ditanami sebanyak 1,4 kali," kata dia.
Baca juga: Jokowi Beri Sambutan di KLB Gerindra, Bicara Ketahanan Pangan di Masa Krisis
Ditambah lagi, prakiraan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) tahun ini juga terjadi terjadi musim kemarau yang lebih kering mulai Juni 2020.
Setidaknya, terdapat 30 persen wilayah pertanian yang akan mengalami kemarau lebih kering.
Hal tersebut akan menyebabkan produksi beras di Tanah Air menurun dibandingkan tahun 2018 dan 2019.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.