Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IAKMI: Tes terhadap Kontak Erat Pasien Covid-19 Sering Tak Tepat Sasaran

Kompas.com - 29/08/2020, 17:50 WIB
Sania Mashabi,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Budi Haryanto mengatakan, proses testing virus corona (Covid-19) yang dilakukan di Indonesia sering tidak tepat sasaran.

Tes masif seharusnya dilakukan terhadap warga yang kontak erat dengan pasien Covid-19.

Menurut dia, hal itu disebabkan banyaknya masyarakat yang lupa dengan siapa mereka melakukan kontak dekat.

"Perlu diingat bahwa tes-tes yang kita lakukan itu sering kali tidak fokus, tidak tepat pada (warga) kontak erat (dengan pasien Covid-19)," kata Budi dalam diskusi bertajuk 'Buruk Sikap, Covid dibelah' Sabtu (29/8/2020).

Baca juga: Sebaran Kasus Covid-19 pada 29 Agustus: DKI Jakarta Tertinggi

"Tadi hasil laboratorium itu enam, tujuh, delapan hari kemudian baru ketahuan. Terus kemudian yang bersangkutan ini ditanya atau melakukan kontak tracing kan banyak yang lupa," lanjut dia.

Budi mengatakan, sistem proses testing di Indonesia dilakukan secara acak, sehingga sering kali warga yang dites bukan yang memiliki kontak erat dengan pasien Covid-19 sebelumnya.

Padahal, ia menambahkan, harusnya warga yang memiliki kontak erat dengan pasien Covid-19 terlebih dahulu yang dites oleh pemerintah.

"Mereka-mereka yang kontak erat inilah yang harusnya ketangkep dalam tanda petik, artinya bisa dilacak dikontak tracing. Kemudian mereka-mereka ini yang harusnya dilakukan tes," ujar dia.

Diketahui, pemerintah memperbaharui data pasien Covid-19. Diketahui pada Sabtu ini Indonesia kembali mencatat rekor baru angka penambahan harian pasien baru positif virus corona atau Covid-19.

Baca juga: Ketua DPRD Kota Payakumbuh Hamdi Agus Positif Covid-19

Berdasarkan data pemerintah yang masuk hingga Sabtu (29/8/2020) pukul 12.00 WIB tercatat ada penambahan pasien positif Covid-19 sebanyak 3.308 orang dalam 24 jam terakhir.

Angka tersebut merupakan penambahan paling tinggi sejak kasus perdana Covid-19 diumumkan Presiden Joko Widodo pada 2 Maret lalu.

Meski jumlah kasus Covid-19 terus bertambah, pemerintah menumbuhkan harapan dengan mengungkapkan semakin banyaknya pasien yang sembuh.

Pada periode yang sama, diketahui bahwa ada penambahan 1.902 pasien Covid-19 yang sembuh dalam sehari.

Baca juga: Kisah Viral Ibu 1 Anak Meninggal karena Lambat Ditangani, Dianggap Probable Covid-19, Swab Negatif

Mereka dinyatakan sembuh setelah pemeriksaan dengan metode polymerase chain reaction (PCR) memperlihatkan hasil negatif virus corona.

Akan tetapi, masih ada kabar duka dengan adanya penambahan pasien Covid-19 yang meninggal dunia.

Pada periode 28 - 29 Agustus 2020, ada penambahan 92 pasien Covid-19 yang tutup usia. Sehingga, angka kematian akibat Covid-19 di Indonesiamencapai 7.261 orang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Nasional
Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Nasional
KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

Nasional
PDI-P Sebut Prabowo-Gibran Bisa Tak Dilantik, Pimpinan MPR Angkat Bicara

PDI-P Sebut Prabowo-Gibran Bisa Tak Dilantik, Pimpinan MPR Angkat Bicara

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com