Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
SOROT POLITIK

Indonesia Butuh Banyak Lembaga Riset untuk Berdayakan Plasma Nutfah

Kompas.com - 24/08/2020, 19:35 WIB
Maria Arimbi Haryas Prabawanti,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi


KOMPAS.com - Salah satu ahli pangan Indonesia, Winarno menyatakan, Indonesia memiliki 17 persen dari keanekaragaman hayati yang ada di dunia.

Dari jumlah itu bisa dipastikan Indonesia kaya akan plasma nutfah, yaitu substansi pembawa sifat keturunan yang dapat berupa organ utuh atau bagian dari tumbuhan atau hewan serta jasad renik.

Plasma nutfah merupakan kekayaan alam yang sangat berharga bagi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mendukung pembangunan nasional

“Kekayaan plasma nutfah Indonesia itu sangat besar, namun belum bisa dinikmati karena banyaknya alasan," katanya dalam web seminar (webinar) Future Food Day yang digelar Accelerice, Senin (24/8/2020).

Oleh karenanya, Winarno menilai, perlu adanya banyak badan riset agar plasma nuftah di Indonesia bisa diberdayakan untuk kemakmuran bangsa.

Selain itu, Winarno mengatakan, plasma nutfah Indonesia itu sangat penting untuk terus dipertahankan.

Baca juga: Ikan Asing Sumber Kerusakan Keanekaragaman Hayati Indonesia, Mengapa?

Sementara itu  terkait adanya usaha membuat kuliner khas Indonesia, menurut Winarno, keanekaragaman hayati yang dimiliki daerah-daerah membuat Indonesia sulit mewujudkan kuliner dengan satu rasa.

“Biarlah kuliner lokal itu tumbuh dengan ciri khasnya masing-masing. Local Wisdom ini jauh lebih penting,” sambung Winarno.

Terlebih, menurut Winarno, kuliner yang terbuat dari rempah-rempah lokal itu sudah tumbuh dengan lingkungannya sendiri.

"Lewat kekayaan hayati lokal, terutama rempah-rempah ini, Indonesia pernah menjadi terkenal dan incaran banyak negara, terutama dari Eropa," ujar Winarno dalam keterangan tertulisnya.

Baca juga: Keanekaragaman Hayati dan Eksistensi Kelapa Sawit di Indonesia

Winarno menambahkan, jika kaum milenial saat ini mampu mengembalikan kejayaan seperti masa lalu, maka rempah dan pangan lokal ini bisa kembali mendunia seperti dulu.

Sementara itu  salah satu master chef masakan lokal Indonesia, Chef William Wongso menyatakan, profil rasa lokal Indonesia perlu diperkenalkan ke luar negeri.

“Profil rasa Indonesia itu sangat berbeda dengan tempat atau negara lain karena bumbu lokal itu berbeda satu tempat dengan yang lain, begitu pula cara masaknya,” ujar William Wongso.

Pada kesempatan yang sama, Ambassador Of Scholars Indonesia bagian Food Technology, Ravindra Airlangga menyatakan, inovasi dalam pengembangan pangan lokal penting untuk mendukung ketahanan pangan nasional.

Baca juga: Keanekaragaman Hayati Laut Lindungi Ikan dari Perubahan Iklim

Menurut dia, inovasi di bidang pangan selama ini kurang diperhatikan, meskipun tak kalah pentingnya dengan inovasi di bidang informatika.

"Accelerice menghadirkan wadah bagi golongan inovator pangan untuk mewujudkan karya mereka guna menyelesaikan persoalan genting seperti stunting atau produksi berkelanjutan,” sambung Ravindra yang juga menjadi salah moderator webinar tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 1 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 1 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Nasional
Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Nasional
TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

Nasional
Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Nasional
PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

Nasional
Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Nasional
Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Nasional
Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Nasional
PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

Nasional
Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Nasional
Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Nasional
Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Nasional
Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com