Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wamenhan Sebut Beli Produk Lokal Termasuk Bela Negara

Kompas.com - 19/08/2020, 14:58 WIB
Irfan Kamil,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) Sakti Wahyu Trenggono mengatakan, satu hal yang mendasari pemerintah menginisiasi program bela negara adalah makin besarnya pengaruh dari luar negeri terhadap generasi milenial.

Oleh sebab itu, bela negara diperlukan untuk menunjukkan warga yang bangga dengan bangsanya.

Selain dengan pendidikan, menurut Trenggono, bela negara bisa dilakukan dengan berbagai cara. Salah satu contohnya yakni bangga dengan produk dalam negeri.

“Karena mencintai Indonesia itu kan tidak hanya ‘saya cinta Indonesia’ tapi perilaku juga, misalnya saya punya uang, bagaimana saya menggerakkan membeli pakaian, beli sepatu, dan sebagainya dari produk Indonesia,” kata Trenggono saat wawancara bersama Radio Elshinta, Rabu (19/8/2020).

Baca juga: Wamenhan Sebut Bela Negara Akan Diterapkan hingga SD dan Usia Dini

“Bagaimana kalau saya makan buah mangga, saya enggak mau makan buah impor, saya pengen makan buah Indonesia, ini juga menjadi bagian cinta kepada bangsanya, karena kalau tidak nanti akan kita akan menjadi obyek bagi bangsa lain,” tutur dia.

Trenggono mengatakan, program bela negara merupakan bentuk kewaspadaan dalam menjaga bangsa dari segala bentuk ancaman.

Ancaman saat ini, kata dia, tidak selalu berbentuk serangan militer, namun juga bisa dengan masuknya budaya luar ke Indonesia.

Baca juga: Wamenhan Sebut Program Bela Negara Tidak Wajib

“Sebenarnya dalam satu kehidupan itu kita harus waspada, misalnya musik-musik Indonesia tidak mendapatkan tempat, lalu kemudian dibanjiri dengan musisi-musisi dari luar, itu serangan,” kata Tenggono

“Jadi serangan itu bukan melulu seperti militer, misalnya pesawat tempur perang dengan senjata. bukan, serangan macam-macam melalui media sosial juga bisa,” tutur dia.

Trenggono mengungkapkan, satu alasan program bela negara adalah akibat dampak dari perkembangan teknologi informasi yang pesat.

Ia mencontohkan musik pop dari Korea Selatan yang bisa memengaruhi dunia.

Baca juga: Wamenhan: Pendidikan Bela Negara Bukan Pendidikan Militer

"Kita lihat seperti negara Korea, negara yang menurut saya dibandingkan Indonesia kan besaran Indonesia, tapi dia melalui K-POP bisa membanggakan negaranya, bisa memengaruhi seluruh dunia. Seperti itu kan juga menjadi suatu yang penting," ungkap Trenggono.

Lebih lanjut Trenggono menjelaskan, saat ini implementasi program bela negara masih dalam tahap pembahasan dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Menurut Trenggono, program bela negara akan disiapkan untuk semua kalangan. Rencananya, setelah universitas, program tersebut akan diturunkan ke sekolah.

"Kami turunkan lagi ke level SMA, kemudian SMP, kemudian sekolah dasar, dan nanti ke usia dini," ucap Trenggono.

Halaman:


Terkini Lainnya

PAN Persoalkan Selisih 2 Suara Tapi Minta PSU di 5 TPS, Hakim MK: Mungkin Enggak Setengah Suara?

PAN Persoalkan Selisih 2 Suara Tapi Minta PSU di 5 TPS, Hakim MK: Mungkin Enggak Setengah Suara?

Nasional
Kuasa Hukum KPU Belum Paham Isi Gugatan PDI-P di PTUN

Kuasa Hukum KPU Belum Paham Isi Gugatan PDI-P di PTUN

Nasional
KPK Sita Pabrik Kelapa Sawit Bupati Nonaktif Labuhan Batu, Nilainya Rp 15 M

KPK Sita Pabrik Kelapa Sawit Bupati Nonaktif Labuhan Batu, Nilainya Rp 15 M

Nasional
Sidang Praperadilan Tersangka TPPU Panji Gumilang Berlanjut Pekan Depan, Vonis Dibacakan 14 Mei

Sidang Praperadilan Tersangka TPPU Panji Gumilang Berlanjut Pekan Depan, Vonis Dibacakan 14 Mei

Nasional
Hukuman Yusrizki Muliawan di Kasus Korupsi BTS 4G Diperberat Jadi 4 Tahun Penjara

Hukuman Yusrizki Muliawan di Kasus Korupsi BTS 4G Diperberat Jadi 4 Tahun Penjara

Nasional
Airin dan Ahmed Zaki Dekati PKB untuk Pilkada 2024

Airin dan Ahmed Zaki Dekati PKB untuk Pilkada 2024

Nasional
Anggota DPR Diduga Terima THR dari Kementan, KPK: Bisa Suap, Bisa Gratifikasi

Anggota DPR Diduga Terima THR dari Kementan, KPK: Bisa Suap, Bisa Gratifikasi

Nasional
Mendagri Serahkan Data Pemilih Potensial Pilkada 2024, Jumlahnya 207,1 Juta

Mendagri Serahkan Data Pemilih Potensial Pilkada 2024, Jumlahnya 207,1 Juta

Nasional
Hardiknas 2024, Fahira Idris: Perlu Lompatan Peningkatan Kualitas Pengajaran hingga Pemerataan Akses Pendidikan

Hardiknas 2024, Fahira Idris: Perlu Lompatan Peningkatan Kualitas Pengajaran hingga Pemerataan Akses Pendidikan

Nasional
Sadar PTUN Tak Bisa Batalkan Putusan MK, PDI-P: Tapi MPR Punya Sikap untuk Tidak Melantik Prabowo

Sadar PTUN Tak Bisa Batalkan Putusan MK, PDI-P: Tapi MPR Punya Sikap untuk Tidak Melantik Prabowo

Nasional
Surya Paloh Sungkan Minta Jatah Menteri meski Bersahabat dengan Prabowo

Surya Paloh Sungkan Minta Jatah Menteri meski Bersahabat dengan Prabowo

Nasional
Anies Respons Soal Ditawari Jadi Menteri di Kabinet Prabowo atau Tidak

Anies Respons Soal Ditawari Jadi Menteri di Kabinet Prabowo atau Tidak

Nasional
Ajukan Praperadilan Kasus TPPU, Panji Gumilang Minta Rekening dan Asetnya Dikembalikan

Ajukan Praperadilan Kasus TPPU, Panji Gumilang Minta Rekening dan Asetnya Dikembalikan

Nasional
KPU Bantah Tak Serius Ikuti Sidang Sengketa Pileg Usai Disentil Hakim MK: Agenda Kami Padat...

KPU Bantah Tak Serius Ikuti Sidang Sengketa Pileg Usai Disentil Hakim MK: Agenda Kami Padat...

Nasional
Sedih karena SYL Pakai Duit Kementan untuk Keperluan Keluarga, Surya Paloh: Saya Mampu Bayarin kalau Diminta

Sedih karena SYL Pakai Duit Kementan untuk Keperluan Keluarga, Surya Paloh: Saya Mampu Bayarin kalau Diminta

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com