JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengakui bahwa saat ini telah banyak inovasi yang dihasilkan oleh para peneliti di Tanah Air.
Namun dari sekian banyak inovasi dan penelitian itu, kata dia, yang bisa dipasarkan masih sedikit sehingga menjadi kurang berarti.
"Telah banyak inovasi yang dihasilkan oleh anak bangsa, namun hanya sedikit yang dapat dikomersialkan," ujar Ma'ruf saat memperingati Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) melalui video konferensi, Senin (10/8/2020).
"Jika inovasi tidak dapat dikomersialkan, maka inovasi tersebut kurang bermakna bagi bangsa ini," kata Ma'ruf.
Baca juga: Wapres Maruf Amin Dorong Masyarakat Kuasai Iptek dan Inovasi
Kendati demikian, Ma'ruf mengakui bahwa sebuah hasil inovasi atau penelitian tidak mudah dipasarkan.
Berbagai tahapan harus dapat dilalui agar hasil temuan tersebut dapat dikomersialkan dan digunakan masyarakat luas.
"Dalam konteks inovasi di bidang medis misalnya, tahapan yang harus diikuti antara lain seperti proses sertifikasi, uji klinis, izin produksi dan izin edarnya," kata dia.
Sebab banyak tahapan yang harus dilalui, maka ia pun berharap para peneliti atau inovator dapat melaluinya sesuai prosedur.
Jika tidak, kata dia, maka akan menyalahi aturan dan produk hasil inovasi itu akan berbahaya bagi para konsumennya.
"Oleh karena itu, saya mengimbau para peneliti dan inovator harus melalui tahapan sesuai prosedur sebelum (produknya) dikomersialkan," kata dia.
Baca juga: Kemendagri Dorong Inovasi Pelayanan Publik di Daerah Saat Pandemi Covid-19
Ia pun berharap pihak-pihak yang terkait tahapan-tahapan tersebut dapat berperan aktif agar hasilnya efektif dan efisien.
Sebab, kata dia, kunci utama penguatan inovasi adalah adanya sinergi triple-helix antara pihak-pihak terkait dalam inovasi.
Mulai dari peneliti dan inovator, dunia akademisi, dunia usaha, komunitas inovator, komunitas pengguna teknologi, dan pemerintah.
Salah satunya dalam inovasi yang sedang dilakukan saat ini adalah membentuk konsorsium riset dan inovasi Covid-19 untuk mencegah, mendeteksi dan, merespons cepat pandemi Covid-19.
"Hal ini sebagai salah satu upaya pemerintah dalam mempercepat proses tahapan sesuai prosedur tersebut," ucap dia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.