JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi meminta Pemerintah China segera melakukan investigasi terkait kasus kematian dan pelarungan jenazah anak buah kapal (ABK) Indonesia yang bekerja di kapal ikan China.
Ia juga meminta agar pemerintah China menindak para tersangka yang didapatkan dari hasil investigasi tersebut.
Permintaan itu disampaikan Retno pada Menteri Luar Negeri China Wang Yi dalam pertemuan secara virtual, Kamis (30/7/2020).
"Secara khusus saya meminta agar pemerintah RRT (Republik Rakyat Tiongkok) melakukan investigasi secara menyeluruh dan dilanjutkan dengan penegakan hukum atas beberapa kasus kematian, pelarungan jenazah dan kondisi kerja yang tidak layak," kata Retno melalui telekonferensi, Kamis (30/7/2020).
Baca juga: Berbincang Virtual, Menlu RI dan China Bahas Vaksin Covid-19 hingga Kasus ABK
Selain itu, ia meminta pihak lain yang bertanggung jawab atas meninggalnya ABK Indonesia di kapal ikan China juga diproses hukum.
"Sebagaimana Pemerintah Indonesia telah melakukan (hukuman) agen-agen penyalur ABK di Indonesia," ujar dia.
Diberitakan sebelumnya, dalam kasus yang kematian ABK Indonesia yang terbaru, Komandan Lantamal IV Tanjungpinang Laksamana Pertama TNI Indarto Budiarto menjelaskan mengenai pengejaran dua kapal berbendera China dan ditemukannya jasad satu ABK Indonesia di dalam freezer.
Korban tewas tersebut bernama Hasan Afriandi asal Lampung.
WNI yang meninggal dunia di kapal berbendera China tersebut ikut mencari cumi di perairan Argentina bersama sembilan WNI lainnya, di Kapal Lu Huang Yuan Yu 118.
Sementara itu, di kapal berbendera China lain yang juga dikejar, yakni Lu Huang Yuan Yu 117, terdapat 12 WNI yang bekerja sebagai ABK.
Baca juga: Ini Ketentuan Penjualan Hewan Kurban Selama Pandemi Covid-19
Dua kapal berbendera China ini sebelumnya mencari cumi ke perairan Argentina.
"Jadi total seluruhnya ada 22 WNI yang dipekerjakan dari dua kapal nelayan berbendera China, yakni Lu Huang Yuan Yu 117 dan Lu Huang Yuan Yu 118," kata Indarto Budiarto saat melakukan pres rilis di Dermaga Lanal Batam, Rabu (8/7/2020).
Diceritakan Indiarto, di atas kapal Lu Huang Yuan Yu 118 terdapat 32 kru yang terdiri dari 10 WNI termasuk almarhum Hasan Afriandi dan 15 WNA asal China serta delapan WNA asal Filipina.
Para WNI tersebut dipekerjakan diatas kapal Lu Huang Yuan Yu 118 melalui agen PT Mandiri Tunggal Bahari (MTB) yang beralamat di Jalan Raya Majasem Talang, Kaladawa, Kecamatan Talang, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah (Jateng).
Direkturnya, bernama Moh Haji yang beralamat di Tegal, Jateng.
"Hasil keterangan sementara para WNI telah bekerja selama tujuh bulan atau sejak tanggal 1 Januari 2020 hingga saat ini," ucap Indarto.
Baca juga: UPDATE Covid-19 di Jabar, Jateng, Banten, Sumsel, Babel, dan Lampung 30 Juli 2020
Para WNI ini termasuk almarhum Hasan Afriandi berangkat dari Jakarta pada tanggal 31 Desember 2019 dengan tujuan bandara Changi, Singapura.
Kemudian, setelah sampai di Singapura langsung diantarkan oleh agen ke atas kapal Lu Huang Yuan Yu 118.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.