JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda mengatakan sedang mengupayakan memanggil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim untuk rapat kerja meski saat ini masih masa reses.
Menurut Huda Komisi X perlu penjelasan Kemendikbud terkait dengan polemik di masyarakat terkait Program Organisasi Penggerak (POP) yang digagasnya.
“Sekarang Mas Menteri mengambil inisiatif-inisiatif penyelesaian yang sifatnya sementara dan nanti penyelesaiain secara kelembagaan, secara konferhensif, akan kita bahas dalam Raker dengan DPR RI melalui Komisi X,” kata Huda saat dihubungi Kompas.com, Rabu (29/7/2020).
Baca juga: Polemik Program Organisasi Penggerak, Mundurnya Sejumlah Pihak hingga Permintaan Maaf Nadiem
Huda mengatakan sedang mengupayakan agar raker komisi X dengan Kemendikbud dapat dilaksanakan.
Sebab, kata dia, dalam masa reses tidak diperkenankan mengadakan rapat yang sifatnya pengawasan.
Oleh sebab itu, Komisi X sedang mengupayakan komunikasi dengan pimpinan DPR RI untuk dapat melaksanakan raker.
“Jadwal masih nunggu, karena dalam tatib kami, tidak diperbolehkan ada raker. Jadi harus merubah tatib itu dan rapat yang bisa merubah itu adalah bamus,” ucap Politisi PKB ini.
Menurut Huda agenda yang akan dibahas bersama Kemendikbud adalah terkait dengan polemik POP yang berkembang di masyarakat.
Selain itu, Komisi X juga perlu dijelaskan terkait evaluasi yang akan dilakukan Kemendikbud terkait POP tersebut.
“Termasuk detail apa yang dimasksud dengan menata ulang, apa yang dimaksud dengan evaluasi lanjut, apa yang dimaksud dengan perbaikan itu, karena disitu lah titik temunya, kan disini masih saut menyaut,” kata Huda.
“Lembaga NU, Muhammadiyah, PGRI maunya ini, Mas Nadiem merespons, ini belum ketemu juga mereka,” lanjut dia.
Oleh sebab itu, DPR tetap merasa penting memanggil Kemendikbud untuk raker bersama Komisi X.
Baca juga: KPK Akan Undang Mendikbud Nadiem Bahas Program Organisasi Penggerak
Hal itu, kata dia, akan dapat menjelaskan terkait maksud kebijakan Kemendikbud agar semua pihak dapat mengerti persoalan terkait POP.
“Supaya betul-betul di-follow up dengan langkah perbaikan dan perbaikannya ini bisa diterima oleh publik. Itu pentingnya rapat kita gelar,” tutup Huda.
Nadiem sebelumnya meminta maaf atas polemik POP. Dia juga berharap organisasi seperti Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama, dan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) dapat kembali bergabung dalam POP.
"Dengan penuh rendah hati, saya memohon maaf atas segala ketidaknyamanan yang timbul dan berharap agar ketiga organisasi besar ini bersedia terus memberikan bimbingan dalam proses pelaksanaan program, yang kami sadari betul masih jauh dari sempurna," ujar Mendikbud seperti dilansir dari laman Kemendikbud, Selasa (28/7/2020).
Selain itu, Nadiem Makarim akan melakukan evaluasi lanjutan untuk menyempurnakan Program Organisasi Penggerak ( POP).
Menurut Nadiem, proses evaluasi lanjutan akan melibatkan pakar pendidikan dari berbagai organisasi kemasyarakatan dan lembaga negara.
Baca juga: Polemik POP, Nadiem Disarankan Silaturahim dengan Organisasi Penggerak
"Akan kita evaluasi. Penyempurnaan dan evaluasi lanjutan dilakukan setelah pemerintah menerima masukan dari berbagai pihak terkait program ini," ujar Nadiem dalam konferensi pers yang digelar secara daring, Jumat (24/7/2020).
"Saya berterima kasih atas berbagai masukan yang ada. Kita semua sepakat bahwa POP merupakan gerakan bersama masyarakat untuk memajukan pendidikan nasional ," lanjut dia.
Adapun, proses evaluasi lanjutan yang sedang disiapkan adalah tentang tata laksana POP, meliputi verifikasi yang lebih ketat mengenai kredibilitas organisasi peserta program.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.