Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Kisah Pensiunan Perusahaan Minyak yang Berkurban melalui Program THK Dompet Dhuafa

Kompas.com - 21/07/2020, 17:29 WIB
Maria Arimbi Haryas Prabawanti,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sudaryanto (72) bersama sang istri melakukan donasi Tebar Hewan Kurban (THK) untuk menyambut Idul Adha melalui relawan Dompet Dhuafa.

Sebagai informasi, Sudaryanto sendiri merupakan pensiunan dari salah satu perusahaan minyak yang ada di Indonesia.

"yang menjadi pegangan saya adalah ingat Qabil dan Habil. Putranya Nabi Adam. Allah menerima kurban dari pihak yang baik dan ikhlas," kata dia dalam keterangan tertulis, Minggu (19/7/2020).

Pada kesempatan itu, ia juga bercerita bahwa sewaktu masih aktif di tempat kerjanya dulu, Sudaryanto pernah melakukan penyembelihan kurban di wilayah sebelah Timur bagian Madura.

Baca juga: Pandemi Covid-19, Jadi Momentum Dompet Dhuafa untuk Berinovasi

"Di sana mayoritas berprofesi sebagai nelayan. Namun, secara pendapatan kurang memadai. Jadi kami memilih lokasi sana untuk dilakukan penyembelihan kurban," jelas Sudaryanto.

Ia pun berharap, semoga bantuan yang diberikan bermanfaat bagi muslim dan muslimah yang mungkin tidak hanya di Jakarta saja.

"Terlebih, di luar Jawa itu mereka memiliki beban karena pemerataan ekonominya," kata Sudaryanto.

Sementara itu, Dompet Dhuafa hingga kini masih terus membuka konter donasi di beberapa titik dengan tetap menerapkan protokol kesehatan guna menghadapi Covid-19.

Baca juga: Komitmen dan Inovasi Bawa Dompet Dhuafa Raih Penghargaan pada IFA 2020

 Adapun protokol kesehatan yang diterapkan yakni mulai menggunakan masker, tetap menjaga jarak, dan selalu rajin mencuci tangan.

Dengan penerapan protokol kesehatan tersebut, diharapkan masyarakat bisa menunaikan ibadah kurban sambil tetap sehat selalu.

Selain itu, para dermawan yang baik, bisa membantu masyarakat yang kurang mampu untuk dapat menikmati keindahan Idul Adha.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com