JAKARTA, KOMPAS.com - Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto meminta calon perwira remaja (Capaja) Taruna dan Taruni TNI/Polri tidak lengah mengantisipasi ancaman biologis, misalnya penyebaran Covid-19 yang terjadi sekarang ini.
Hal tersebut diungkapkan saat memberikan pembekalan virtual kepada 750 Capaja Taruna dan Taruni TNI/Polri di Mako Akademi TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (8/7/2020) pagi.
"Ancaman faktual ini terbukti telah memberikan dampak kerusakan terhadap tatanan dunia dan kemanusiaan. Selama vaksin dan obatnya belum ditemukan, maka kita tidak boleh lengah," ujar Hadi sebagaimana dikutip dari Antara, Rabu (8/7/2002).
Baca juga: UN Peringatkan Risiko Meningkatnya Wabah Penyakit dari Hewan Liar
"Karena musuh yang kita hadapi saat ini adalah musuh yang tidak kasatmata, tidak mengenal batas negara dan menyerang siapa saja tanpa pandang bulu," lanjut dia.
Untuk itu, Panglima TNI pun mengingatkan para Capaja harus mengikuti perkembangan ancaman biologi, salah satunha pandemi Covid-19.
Hadi menuturkan bahwa angka kematian di dunia yang disebabkan Covid-19 dua kali lipat jumlah korban jiwa akibat perang Vietnam.
Baca juga: Muncul Wabah Pes di China, Warga Mongolia Dilarang Makan Hewan Marmot
Tak hanya itu, pandemi Covid-19 juga menyebabkan jutaan orang menjadi pengangguran akibat merosotnya sektor perekonomian.
"Jutaan orang menjadi pengangguran, banyak perusahaan yang gulung tikar, produsen bahan pangan berupaya melindungi kepentingan dalam negeri, dan sebagainya," kata Hadi.
Menurut dia, saat ini kemampuan Indonesia melakukan pemeriksaan dan penelusuran terhadap Covid-19 semakin besar.
Baca juga: WHO Pastikan Wabah Pes di China Tidak Berisiko Tinggi, Ini Alasannya
Di sisi lain, Hadi menuturkan bahwa kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) ditujukan untuk menekan penyebaran virus corona.
"Kita lihat bagaimana masyarakat melaksanakan kegiatan seperti saat sebelum ada pandemi. Tidak ada lagi jaga jarak. Sebagian bahkan merasa tidak lagi perlu menggunakan masker," ujar Hadi.
"Padahal kita ketahui bahwa di negara-negara lain terjadi gelombang kedua Covid-19, yang diantaranya terjadi karena kurang disiplinnya masyarakat menerapkan protokol kesehatan saat lockdown dicabut," lanjut dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.