Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menteri PUPR: Pendanaan Kendala Utama Pembangunan Tol Trans-Sumatera

Kompas.com - 07/07/2020, 15:48 WIB
Rakhmat Nur Hakim,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menyatakan, kendala utama dalam membangun tol Trans-Sumatera ialah pendanaan.

Hal itu disampaikan Basuki seusai rapat bersama Presiden Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (7/7/2020).

“Kendalanya hanya satu, pendanaan,” ungkap Basuki.

Ia menambahkan, tol Trans-Sumatera akan membentang sejauh 2.878 kilometer.

Baca juga: Dapat Suntikan Rp 7,5 Triliun, Hutama Karya Akan Bangun 2 Ruas Tol di Trans-Sumatera

Jarak itu terdiri dari tol utama yang membentang dari Bakauheni, Lampung, hingga ke Banda Aceh. Jalan tol utama tersebut memiliki panjang 1.970 kilometer.

Kendati demikian, dibutuhkan pula jalan tol yang menghubungkan kota-kota selainnya ke jalan tol utama.

Hal itu disebabkan tidak semua kota besar di Sumatera dilalui jalan tol utama tersebut.

Jalan tol tambahan itu terdiri dari ruas tol Bengkulu-Palembang, Padang-Pekanbaru, dan Sibolga-Medan.

Untuk saat ini, pemerintah masih memfokuskan pembangunan jalan tol utama dari Bakauheni ke Banda Aceh.

Baca juga: Hutama Karya Butuh Rp 51 Triliun untuk Bangun 771 Km Tol Trans-Sumatera

Basuki menambahkan, saat ini sepanjang 393 kilometer ruas tol Trans-Sumatera telah beroperasi dan sepanjang 1.194 kilometer masih dalam tahap pembangunan konstruksi. Targetnya semua selesai pada 2024.

“Jadi dibutuhkan anggaran seluruhnya Rp 500 triliun. Itu termasuk yang sudah operasi tadi. Ada komitmen dari perbankan Rp 72,2 triliun. Dukungan pemerintah Rp 21,6 triliun. dan PMN kepada Hutama Karya yang ditugaskan sebesar Rp 19,6 triliun. Total jadi ada Rp 113 triliun yang committed," kata Basuki.

Baca juga: Bangun Tol Trans-Sumatera, Hutama Karya Baru Bebas dari Suntikan Dana di 2035

“Itu sudah termasuk yang sudah beroperasi tadi sepanjang 393 kilometer, sehingga masih dibutuhkan anggaran Rp 387 triliun untuk menyelesaikan seluruhnya,” lanjut dia.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo meminta para menterinya mencari terobosan untuk membiayai proyek tol Trans-Sumatera agar tak membebani anggaran negara.

"Saya minta ada terobosan sumber-sumber pembiayaan alternatif untuk mengurangi beban ekuitas dari PMN (Penyertaan Modal Negara) dan juga tidak tergantung dari APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara)," kata Jokowi saat memimpin rapat terbatas dari Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (7/7/2020).

Baca juga: Jokowi Minta Menteri Cari Terobosan Biayai Tol Trans Sumatera

Jokowi menjelaskan, jalan tol Trans-Sumatera yang akan membentang dari Lampung hingga Aceh ini membutuhkan investasi sebesar Rp 476 triliun.

Namun, dari total investasi itu, masih ada kebutuhan tambahan pendanaan sebesar Rp 386 triliun untuk menyelesaikan keseluruhan ruas sampai 2024 mendatang.

"Saya minta ini betul-betul dikalkulasi kelayakan finansialnya, juga mungkin opsi-opsi untuk tambahan ekuitas dalam melanjutkan proyek ini," ucap Jokowi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dukung Prabowo-Gibran, PKB Pastikan Tak Bakal Rusak Soliditas Koalisi Indonesia Maju

Dukung Prabowo-Gibran, PKB Pastikan Tak Bakal Rusak Soliditas Koalisi Indonesia Maju

Nasional
Senada dengan Nasdem, PKB Anggap Hak Angket Kecurangan Pemilu Kian Sulit Diwujudkan

Senada dengan Nasdem, PKB Anggap Hak Angket Kecurangan Pemilu Kian Sulit Diwujudkan

Nasional
Usai Dukung Prabowo-Gibran, Nasdem dan PKB Bilang Timnas Amin ‘Bubar’

Usai Dukung Prabowo-Gibran, Nasdem dan PKB Bilang Timnas Amin ‘Bubar’

Nasional
MK Sidangkan Sengketa Pileg 2024 Mulai 29 April, Sehari Puluhan Perkara

MK Sidangkan Sengketa Pileg 2024 Mulai 29 April, Sehari Puluhan Perkara

Nasional
Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, PKS: Pak Surya Paling Cantik Bermain Politik

Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, PKS: Pak Surya Paling Cantik Bermain Politik

Nasional
Penghormatan Terakhir PDI-P untuk Tumbu Saraswati...

Penghormatan Terakhir PDI-P untuk Tumbu Saraswati...

Nasional
Idrus Sebut Ada Posisi Strategis yang Ditawarkan jika Jokowi Masuk Golkar; Ketua Umum hingga Ketua Dewan Pembina

Idrus Sebut Ada Posisi Strategis yang Ditawarkan jika Jokowi Masuk Golkar; Ketua Umum hingga Ketua Dewan Pembina

Nasional
CSIS: Jumlah Caleg Perempuan Terpilih di DPR Naik, tapi Sebagian Terkait Dinasti Politik

CSIS: Jumlah Caleg Perempuan Terpilih di DPR Naik, tapi Sebagian Terkait Dinasti Politik

Nasional
Cak Imin Titip 8 Agenda Perubahan ke Prabowo, Eks Sekjen PKB: Belum 'Move On'

Cak Imin Titip 8 Agenda Perubahan ke Prabowo, Eks Sekjen PKB: Belum "Move On"

Nasional
CSIS: Caleg Perempuan Terpilih di Pemilu 2024 Terbanyak Sepanjang Sejarah sejak Reformasi

CSIS: Caleg Perempuan Terpilih di Pemilu 2024 Terbanyak Sepanjang Sejarah sejak Reformasi

Nasional
Prabowo-Gibran Disarankan Terima Masukkan Masyarakat saat Memilih Menteri, daripada 'Stabilo KPK'

Prabowo-Gibran Disarankan Terima Masukkan Masyarakat saat Memilih Menteri, daripada "Stabilo KPK"

Nasional
CSIS: Caleg Terpilih yang Terindikasi Dinasti Politik Terbanyak dari Nasdem, Disusul PDI-P

CSIS: Caleg Terpilih yang Terindikasi Dinasti Politik Terbanyak dari Nasdem, Disusul PDI-P

Nasional
MK Registrasi 297 Sengketa Pileg 2024

MK Registrasi 297 Sengketa Pileg 2024

Nasional
CSIS: 138 dari 580 Caleg Terpilih di DPR Terasosiasi Dinasti Politik

CSIS: 138 dari 580 Caleg Terpilih di DPR Terasosiasi Dinasti Politik

Nasional
Idrus Marham Dengar Kabar Golkar Dapat 5 Kursi Menteri dari Prabowo

Idrus Marham Dengar Kabar Golkar Dapat 5 Kursi Menteri dari Prabowo

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com