Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Juneman Abraham
Psikologi Sosial & Lecturer

Menekuni psikologi korupsi, psikoinformatika, dan psikologi kebijakan publik | Psikolog sosial Universitas Bina Nusantara | Lecturer Specialist-S3, Jurusan Psikologi, Fakultas Humaniora, BINUS University | Ketua Kompartemen Riset & Publikasi, Himpunan Psikologi Indonesia

Adakah RUU Profesi Psikologi dalam Perbincangan Publik?

Kompas.com - 26/06/2020, 06:25 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Dalam konteks nasional yang demikian, tersedia jalan untuk merobohkan tembok penjara itu. Jalan itu adalah sains terbuka.

David Yokum (2016) mengumandangkan bahwa sains terbuka (open science) merupakan kunci bagi psikologi untuk menembus proses politik yang seringkali buta akan dimensi psikologis.

Sains terbuka mendorong evidence-informed governance dengan mengadvokasi praktik yang transparan, akuntabel, dan reprodusibel.

Hal ini karena hanya sains terbuka yang saat ini meminta peneliti untuk membagikan data riset sehingga dapat diuji dan didayagunakan kembali oleh sejawat.

Juga untuk meregistrasikan dugaan-dugaan rasional dari penelitiannya sebelum data dianalisis sehingga tidak terjadi pemutarbalikan hipotesis mengikuti data yang terkumpul.

Serta untuk tidak mengabaikan hasil penelitian yang insignifikan secara statistik karena bisa jadi hasil tersebut mampu memicu inovasi penyelesaian masalah ke depan.

Untungnya, pada tingkat global, psikologi merupakan disiplin yang terdepan dalam memperjuangkan sains terbuka.

Pada November 2017, Monitor on Psychology, sebuah majalah milik American Psychological Association (APA), organisasi profesi psikologi terbesar di dunia, menerbitkan laporan bertajuk Trends Report: Psychologists Embrace Open Science.

Zeitgeist atau ‘semangat zaman’ ini tidak boleh kita sia-siakan. Semangat sains terbuka perlu menjadi spirit pembahasan RUU Profesi Psikologi, lebih-lebih RUU ini tampaknya luput dari perhatian dan perbincangan publik.

Perhatian terhadap Psikolog Akademik

Di era pandemi Covid-19, kita menjadi sangat sadar mengenai pentingnya peran sains. Kebijakan-kebijakan yang tidak berbasis sains kita kritik ramai-ramai, dan kita namai “Kebijakan Anti-sains”.

Baru-baru ini, kasus yang terjadi di dua jurnal terkemuka, The Lancet dan The New England Journal of Medicine (NEJM) membuka mata kita bahwa rekomendasi sains yang tidak mampu dipertanggungjawabkan hanya akan membahayakan kehidupan. Cek di https://science.sciencemag.org/content/368/6496/1167

Saya melakukan berbagai pengkajian terhadap RUU Profesi Psikologi sejak 2018, dan saya menjumpai fakta bahwa RUU ini belum banyak menaruh perhatian terhadap Psikolog Akademik yang berperan dalam pengembangan sains psikologi.

Profesi Psikolog Akademik bahkan tidak disebut di dalam naskah RUU, dan tersamarkan kedudukannya dengan istilah Tenaga Psikologi.

Kondisi ini membuat RUU mempertahankan status quo selama ini bahwa profesi “Psikolog” hanyalah sebuah profesi yang berpraktik sebagai klinisi (clinician) di ruang-ruang praktik psikolog (meskipun terdapat klaim mengenai peran makro psikologi klinis) dan/atau melaksanakan praktik psikodiagnostik.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com