Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Pertimbangkan Aspek CCE, Indonesia Berkomitmen Wujudkan Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan

Kompas.com - 18/06/2020, 13:41 WIB
Inang Sh ,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Delegasi Tetap G20 dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia (ESDM) Yudo Dwinanda Priaadi mengatakan, Indonesia berkomitmen menjadi bagian dunia dalam mewujudkan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan.

Dia mengatakan itu dalam virtual meeting “The G20 Workshop on the Circular Carbon Economy (CCE) Guide” yang diusulkan Pemerintah Kerajaan Arab Saudi, Minggu, (14/6/2020).

Dia menjelaskan, dengan adanya perkembangan global saat ini, CCE menjadi sebuah isu penting dan merupakan suatu prasyarat guna menciptakan ekonomi dunia yang berkelanjutan

“Sebab, ketersediaan energi yang terjangkau dan ramah lingkungan menjadi prasyaratnya,” katanya seperti keterangan tertulis Kompas.com terima, Kamis (18/6/2020).

Baca juga: Percepat Pengembangan Energi Terbarukan untuk Listrik, Kementerian ESDM Sempurnakan Regulasi

Staf Ahli Menteri Bidang Perencanaan Strategis Kementerian ESDM ini juga memaparkan, Indonesia mulai mempertimbangkan empat aspek CCE dari hulu sampai hilir.

“Hal itu diwujudkan melalui pengurangan emisi, efisiensi energi, dan pengembangan energi terbarukan, khususnya bioenergi yang menjadi kebijakan kunci Indonesia,” terangnya.

Yudo menambahkan, beberapa perkembangan aktivitas sektor energi Indonesia, antara lain potensi dan pengembangan proyek carbon capture, utilization, and storage (CCUS).

Proyek ini bekerja dengan menangkap emisi CO2 dari lapangan gas lalu diinjeksikan kembali ke lapangan minyak, sehingga dapat meningkatkan produksinya. Nama lain dari proyek ini adalah enhance oil recovery (EOR).

Baca juga: Tanggapan ESDM soal Keluhanan Biosolar B30

Yudo menegaskan, energi terbarukan juga akan menjadi kunci penyediaan bahan bakar ke depannya.

Saat ini Indonesia tercatat sebagai produsen listrik dari panas bumi terbesar kedua di dunia dengan kapasitas terpasang 2,1 Giga Watt.

Adapun, selama ini Indonesia menerapkan kebijakan B30 atau 30 persen bahan bakar diesel yang berasal dari biodiesel berbahan sawit.

Selain itu, Indonesia juga tengah menyiapkan pembangunan kilang hijau atau green refineries guna menghasilkan bahan bakar minyak (BBM) untuk transportasi dengan bahan baku minyak sawit.

Baca juga: Solusi Energi Terbarukan, Ilmuwan Hasilkan Listrik dari Bayangan

Indonesia saat ini telah berhasil menguasai teknologi pembuatan katalis lokal hasil kerja sama PT Pertamina dengan Institut Teknologi Bandung (ITB) dan telah diujicobakan di beberapa kilang dengan system co-processing.

"Tiap negara melakukan upaya masing-masing untuk melaksanakan CCE, dan akan mempercepat tujuan apabila negara-negara G20 berkolaborasi secara global," ungkap Yudo.

Satu-satunya perwakilan Asean

Adapun, virtual meeting CCE ini merupakan bagian dari rangkaian pertemuan tahunan G20 tahun 2020 di bawah Presidensi Arab Saudi yang mengundang seluruh ahli di bidang energi negara anggota G20.

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com