Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gugus Tugas: Tempat Wisata Alam Bisa Kembali Dibuka, tapi Harus Ada Izin Kementerian

Kompas.com - 17/06/2020, 14:21 WIB
Tsarina Maharani,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 mengklasifikasikan pariwisata di masa pandemi ini menjadi dua kategori, yaitu risiko rendah dan risiko tinggi.

Ketua Gugus Tugas Doni Monardo mengatakan, pariwisata dengan risiko rendah dapat kembali dibuka. Namun, harus mendapatkan izin dari kementerian terkait.

"Untuk kegiatan pariwisata yang risiko rendah mungkin bisa dimulai, tetapi dengan syarat daerah dan pengelola kegiatan harus siap dan itu pun baru boleh dimulai setelah ada izin kementerian terkait," kata Doni dalam rapat bersama Komisi X DPR, Rabu (17/6/2020).

Menurut Doni, pariwisata berisiko rendah yaitu wisata alam yang tidak berpotensi menimbulkan kerumunan massa.

Baca juga: Soal Pembukaan Pariwisata Bali, Ini Kata Menpar Wishnutama

Ia pun menyatakan lokasi wisata di berbagai daerah yang telah disiapkan di antaranya pegunungan dan taman nasional.

Namun, ia kembali menegaskan pembukaan kegiatan pariwisata ini harus dilakukan dengan sangat hati-hati.

"Terutama wisata alam, wisata yang tidak menimbulkan kerumumanan, wisata yang sifatnya lebih ke pendekatan ekosistem," ujarnya.

"Daerah yang sudah disiapkan ada banyak, terutama daerah pegunungan dan taman nasional. Tapi sekali lagi kami tetap harus hati-hati, karena kami tidak ingin kedatangan sejumlah pihak tidak mendapatkan cara penanganan yang baik," lanjut Doni.

Baca juga: Waspada Gelombang Kedua Covid-19, Alasan Bali Tak Buru-buru Buka Pariwisata

Sementara itu, Doni mengatakan Gugus Tugas masih terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah terkait pembukaan kegiatan pariwisata berisiko tinggi. Salah satunya dengan Gubernur Bali I Wayan Koster.

Menurutnya, Gubernur Bali telah meminta agar pariwisata di Bali tidak dibuka dalam waktu dekat.

"Hasil pembicaraan dengan sejumlah pejabat, termasuk dengan Gubernur Bali, mereka berharap daerah-daerah seperti Bali ini jangan dulu," tutur Doni.

Ia pun mengatakan Gugus Tugas mengupayakan agar pelaksanaan kegiatan pariwisata di Bali dilakukan dengan konsep yang berbeda dengan daerah lain.

Baca juga: Pariwisata Jabar Buka Secara Bertahap, Ada Evaluasi Setiap 1 Minggu

Doni menyebutkan, perlu dibangun sistem pengecekan Covid-19 secara ketat di bandara dan pelabuhan di Bali.

"Perlu dibangun atau dilengkapai bandara dan pelabuhan dengan mesin PCR lebih banyak, sehingga setiap orang yang datang ketika masuk ke Bali tidak menunjukkan status sehat setelah melalui tes PCR, maka di Bali sudah ada alat dan petugas yang bisa melakukan pemeriksaan," kata Doni.

Selanjutnya, Doni berharap kegiatan pariwisata di Tanah Air dapat berangsur pulih baik oleh kedatangan turis domestik maupun asing.

"Kami dengan kehati-hatian akan memberikan kepercayaan kepada banyak orang baik dari dalam maupun luar negeri untuk pada akhirnya memilih tujuan wisata yang selama ini jadi harapan banyak pihak," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Nasional
5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

Nasional
Deretan Mobil Mewah yang Disita di Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Deretan Mobil Mewah yang Disita di Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Nasional
[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com