KOMPAS.com – Pandemi Covid-19 tidak hanya mengancam tenaga kesehatan (nakes) yang khusus menangani penyakit itu.
Nakes lain yang bertugas di fasilitas kesehatan non-rujukan Covid-19 ternyata juga rawan tertular.
Presiden Toksologi Indonesia asal Jawa Timur (Jatim) Tri Maharani menjadi salah satu contoh nakes yang tertular Covid-19. Kini, ia tengah berjuang untuk sembuh dari penyakit tersebut.
Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Partai Golkar Jatim yang juga anggota Komisi XI DPR RI dari Fraksi Partai Golkar Sarmuji pun tidak tinggal diam setelah kabar itu sampai di telinganya.
Baca juga: Golkar Dukung Gibran dan Bobby pada Pilkada 2020
“Dia dokter yang sangat langka di Indonesia, bahkan dunia. Dia adalah dokter ahli bisa ular,” kata Sarmuji, dalam keterangan tertulis.
Dirinya terpanggil untuk ikut membantu para dokter yang ia sebut sebagai aset Bangsa Indonesia.
Sarmuji sempat berbincang dengan Dokter Tri Maharani. Dari perbincangan itu, Sang Dokter menyampaikan enam pesan yang ditujukan kepada semua pihak, terkait pandemi Covid-19.
Menurut Sarmuji, Dokter Tri Maharani memperingatkan bahwa ancaman Covid-19 ternyata lebih berbahaya di rumah sakit non-rujukan. Hal itu bisa dilihat dari kasus yang menimpanya.
“Jadi pesan Dokter Tri, mohon rumah sakit bukan rujukan juga diperhatikan,” kata Sarmuji.
Selanjutnya, Dokter Tri menyarankan agar alur screening Covid-19 diperbaiki. Bukan sekadar tes rapid, tetapi juga tes swab agar makin efisien.
Baca juga: Politisi Golkar: Jakarta Harus Siap Masuk Fase New Normal, Jangan Sampai Pandemi Ekonomi
“Ketiga, ia memohon jaminan keamanan berupa ketersediaan alat keselamatan tenaga kesehatan karena mereka adalah aset negara,” ujar Sarmuji.
Menurut Tri, jaminan keamanan untuk para nakes akan mengurangi kematian dokter dan perawat.
Kemudian, saran keempat ditujukan untuk pemerintah agar berprioritas pada nyawa. Jika makin banyak yang sakit, maka nakes akan kewalahan.
Adapun saran kelima, kata Sarmuji, Tri meminta pemerintah untuk menjadikan orang yang melanggar protokol kesehatan, seperti tidak memakai masker atau menyebar hoax, dijadikan relawan di rumah sakit rujukan Covid-19.
Baca juga: Airlangga Harap Golkar Paling Siap Hadapi Pilkada di Era Pandemi
Menurut Tri dengan menjadi sukarelawan, seseorang akan benar-benar tahu bahwa ancaman Covid-19 itu nyata.