Selamat jalan menghadap Sang Khalik, membawa serta amal kebajikan layanan kemanusiaan sebagai bekal.
Hari ini, satu setengah juta kolega kalian, relawan PMI di seluruh negeri, tengah memperingati hari jadinya ke-72.
Peringatan yang tidak biasa, sebab seluruh dunia kini tengah dirundung suasana haru biru.
Di masa normal, setiap ada bencana, relawan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah secara spontan turun membantu. Kini, wabah Covid-19 melanda seluruh penjuru dunia.
Dewasa ini hampir 90 juta relawan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah di seluruh dunia sibuk dengan aktivitas masing-masing mengurus warganya.
Meski demikian, saling bantu masih terus dijaga, bahu-membahu saling belajar satu sama lainnya, saling meminjam sumber daya, bertukar informasi antar bangsa.
Di Indonesia, setidaknya 10.000 relawan terlatih terus bersiaga di 493 kabupaten/kota. Fokus utama respons PMI adalah mitigasi, pencegahan, dan layanan kesehatan.
Penyebarluasan informasi dan ajakan hidup sehat mencegah penularan virus dilakukan di seluruh negeri.
Penyemprotan disinfektasi besar-besaran dilakukan di seluruh rumah ibadah, sekolah, terminal, halte bus, penjara, sampai ke pemukiman warga.
Kantor-kantor pemerintah, kompleks instansi sipil dan militer tak luput dari operasi relawan PMI.
Banyak di antara mereka yang tak bisa pulang ke rumah untuk beberapa waktu lamanya, setelah mengurus pasien atau berjibaku dalam pemakaman jenazah korban Covid-19.
Ini terjadi di Semarang, Solo, Karanganyar, Sleman, Kota Yogyakarta, Gunungkidul, hingga Kebumen dan Malang. Pun di Padang, Tanah Datar, Padang Panjang, Aceh Tamyang, Pidie Jaya dan Banda Aceh di ujung barat Nusantara.
Hal yang sama juga dilakukan dengan penuh dedikasi oleh rekan relawan di Ambon nun jauh di sana.
Tak jarang di antara mereka harus melakukan pemakaman di tengah malam yang sepi, dalam guyuran hujan, karena keharusan protokol medis.
Seperti kata Ketua Umum PMI Jusuf Kalla, mengatasi corona adalah perang semesta, yang harus melibatkan seluruh elemen masyarakat.