Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Mei 2020, Indonesia Catat Penambahan Kasus Positif Covid-19 dan Sembuh Tertinggi

Kompas.com - 06/05/2020, 06:58 WIB
Sania Mashabi,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

Setelah itu, angka penambahan pasien sembuh menunjukkan grafik yang fluktuatif.

Namun, sejak 12 April hingga Selasa ini, penambahan pasien sembuh terus terjadi dan bervariasi antara 40-243 orang.

Kasus meninggal dunia

Kendati demikian, jumlah pasien meninggal dunia akibat terjangkit Covid-19 di Indonesia juga masih terus bertambah.

Masih berdasarkan data pemerintah hingga 5 Mei pukul 12.00 WIB, telah terjadi penambahan pasien meninggal dunia sebanyak delapan orang selama 24 jam terakhir.

Baca juga: Ini Sebaran 12.071 Kasus Covid-19 Indonesia, DKI Jakarta 4.687 Kasus

"Konfirmasi positif yang meninggal bertambah delapan orang sehingga menjadi 872," kata Yurianto.

Melihat data Covid-19 yang masih terjadi penambahan kasus positif dan meninggal dunia, Yuri pun mengingatkan masyarakat untuk disiplin mengikuti aturan pemerintah terkait pencegahan penyebaran virus corona.

Hal itu, kata dia, dilakukan agar penyebaran virus corona bisa dikendalikan pada Juni hingga Juli mendatang.

"Kita harus bisa menjalankan ini (aturan pemerintah) kalau kita menginginkan pada bulan Juni, bulan Juli kasus ini bisa kita kendalikan," ungkapnya.

Baca juga: Sirkuit F1 di Meksiko Bakal Diubah Jadi Rumah Sakit Covid-19

Aturan yang dimaksud Yuri yakni terkait kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di sejumlah daerah.

Kemudian penerapan pembatasan fisik atau physical distancing bagi masyarakat yang daerahnya tidak menerapkan PSBB.

Selain itu, masyarakat juga diminta untuk mengikuti aturan tidak mudik ataupun keluar rumah untuk hal yang tidak perlu.

Jika terpaksa keluar rumah, lanjut Yuri, masyarakat diimbau untuk menggunakan masker, membatasi waktu keluar rumah dan menghindari keramaian.

Baca juga: Pemerintah: Meski Daerahnya Belum PSBB, Masyarakat Tetap Perlu Disiplin Cegah Covid-19

Kemudian, sesampainya di rumah segera lepas masker, cuci tangan menggunakan sabun dengan air mengalir selama 20 detik dan berganti pakaian apabila merasa kontak dekat dengan pasien positif Covid-19.

Yuri mengatakan, saat ini penyebaran Covid-19 sudah mulai bisa dikendalikan. Oleh karena itu ia berharap masyarakat bisa terus disiplin mematuhi aturan dari pemerintah.

"Kasus ini sudah mulai bisa kita kendalikan dan kehidupan kita sudah mulai menjadi lebih baik lagi. Pembatasan-pembatasan sudah mulai bisa dikurangi," ujarnya.

"Kuncinya tinggal satu kepatuhan, disiplin, komitmen yang kuat dan itu tidak bisa dilakukan sebagian orang sekelompok tetapi harus dikerjakan oleh semua secara bersama-sama bergotong royong," ucap Yuri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com