JAKARTA, KOMPAS.com - Ekonom Institute for Development of Economics and Finance ( Indef) Bhima Yudhistira mengapresiasi mundurnya Belva Devara dari Staf Khusus milenial Presiden Joko Widodo.
Menurut Bhima, mundurnya Belva menunjukkan bahwa milenial memiliki integritas dan mampu menghindari konflik kepentingan saat berada di pemerintahan.
Baca juga: Tanggapi Mundurnya Belva, Istana: Keterlibatan Ruangguru di Kartu Prakerja Sesuai Aturan
Meski Belva mundur untuk menghindari konflik kepentingan dalam program Kartu Prakerja, Bhima menilai, mundurnya pendiri dan CEO Ruang Guru itu tak mengakhiri persoalan dalam Kartu Prakerja sendiri.
"Permasalahan terkait Kartu Prakerja tidak serta merta tuntas dengan mundurnya Belva," kata Bhima kepada Kompas.com, Selasa (21/4/2020).
Bhima menilai, masih perlu dilakukan penyelidikan terkait MoU atau nota kesepahaman delapan mitra pemerintah dalam Kartu Prakerja.
Sebab, MoU itu ditandatangani sebelum diundangkannya Peraturan Menteri Koordinator bidang Perekonomian (Permenko) Nomor 3 Tahun 2020 tentang pengembangan kompetensi kerja melalui program kartu prakerja.
"Masih perlu dilakukan penyidikan terkait MoU mitra pelaksana Kartu Prakerja yang dilakukan sebelum peraturan teknis dikeluarkan pemerintah," ujar Bhima.
Baca juga: Ombudsman Minta Pemerintah Terbuka soal Seleksi Mitra Kartu Prakerja
Bhima pun berharap, mundurnya Belva dapat diikuti oleh staf khusus milenial lainnya yang juga memiliki konflik kepentingan antara bisnis dan jabatan publik mereka.
Menurut dia, perjalanan karier para staf khusus milenial masih panjang, sehingga harus menjaga amanah sebaik mungkin.
"Maka jagalah amanah ini dengan sebaik-baiknya. Kalian adalah harapan sekaligus contoh bagi Rakyat Indonesia," kata Bhima.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan