Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Istana: Banyak Anak Muda Anggap Remeh Virus Corona

Kompas.com - 23/03/2020, 11:10 WIB
Sania Mashabi,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Staf Khusus (Stafsus) Milenial Presiden Joko Widodo (Jokowi), Adamas Belva Syah Devara mengatakan, saat ini banyak anak muda yang menganggap remeh virus corona (Covid-19).

Padahal, menurut Belva, Covid-19 sangat berbahaya dan tidak bisa dianggap remeh.

"Ironisnya banyak sekali ini, penyakit yang paling harus dibasmi adalah banyak anak muda yang meremehkan, 'oh ini tidak berbahaya untuk saya'. Ini yang sangat bahaya," kata Belva di Graha BNPB, Jakarta, Senin (23/3/2020).

"Mungkin tidak berbahaya untuk Anda, tapi ini berbahaya untuk orang tua Anda, untuk kakek, nenek Anda, untuk orang tua saya, untuk kakek, nenek saya juga," sambung dia.

Baca juga: Lewat Vlog, Risma Ingatkan Anak Muda Tak Remehkan Covid-19 dan Kurangi Begadang

Belva menjelaskan, berdasarkan hasil tes yang dilakukan Korea Selatan, hampir 30 persen orang yang terpapar Covid-19 adalah anak muda dengan usia 20-29 tahun.

Oleh karena itu, kata dia, anak muda memiliki potensi lebih besar untuk menularkan Covid-19 pada orang lain.

"Kalian tetep keluar rumah tetep wara-wiri sana sini itu adalah kuncinya untuk virus ini menyebar dengan cepat. Karena biasanya anak muda ini yang juga paling banyak bergerak mobilitasnya paling banyak," ungkapnya.

Baca juga: Begini Artis-artis AS Ingatkan Anak Muda Agar Tetap Tinggal di Rumah untuk Cegah Corona

Ia mengatakan, semua pihak memiliki peranan untuk mencegah penyebaran Covid-19.

Founder Ruang Guru ini pun meminta semua orang terus melakukan pencegahan dan tidak lagi menanggap remeh virus tersebut.

"Jadi kita harus sadar bahwa kita itu generasi penular terbesar. Jadi semua tidak boleh meremehkan," ucap Belva.

Baca juga: Menengok Rencana UI Rekrut Dokter Muda Jadi Relawan Medis Covid-19

Sebelumnya, juru bicara pemerintah untuk penanganan Covid-19 Achmad Yurianto mengatakan, pasien yang meninggal dunia akibat Covid-19 memiliki rentang usia 45 hingga 65 tahun.

"Kasus meninggal dunia, rentang usianya 45 hingga 65 tahun," ujar Juri dalam konferensi pers di Kantor BNPB, Jakarta, Kamis sore.

"Ada satu kasus yang meninggal dunia pada usia 37 tahun," lanjut dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polri Tangkap 5 Tersangka Penipuan Berkedok Email Palsu, 2 di Antaranya WN Nigeria

Polri Tangkap 5 Tersangka Penipuan Berkedok Email Palsu, 2 di Antaranya WN Nigeria

Nasional
Terobosan Menteri Trenggono Bangun Proyek Budi Daya Ikan Nila Salin Senilai Rp 76 Miliar

Terobosan Menteri Trenggono Bangun Proyek Budi Daya Ikan Nila Salin Senilai Rp 76 Miliar

Nasional
Terdakwa Korupsi Tol MBZ Pakai Perusahaan Pribadi untuk Garap Proyek dan Tagih Pembayaran

Terdakwa Korupsi Tol MBZ Pakai Perusahaan Pribadi untuk Garap Proyek dan Tagih Pembayaran

Nasional
Rayakan Ulang Tahun Ke 55, Anies Gelar 'Open House'

Rayakan Ulang Tahun Ke 55, Anies Gelar "Open House"

Nasional
KSAU Tinjau Kesiapan Pengoperasian Jet Tempur Rafale di Lanud Supadio Pontianak

KSAU Tinjau Kesiapan Pengoperasian Jet Tempur Rafale di Lanud Supadio Pontianak

Nasional
Jokowi: Alat Komunikasi Kita Didominasi Impor, Sebabkan Defisit Perdagangan Rp 30 Triliun

Jokowi: Alat Komunikasi Kita Didominasi Impor, Sebabkan Defisit Perdagangan Rp 30 Triliun

Nasional
Wapres Ma’ruf Amin Minta Penyaluran Dana CSR Desa Diperhatikan agar Tepat Sasaran

Wapres Ma’ruf Amin Minta Penyaluran Dana CSR Desa Diperhatikan agar Tepat Sasaran

Nasional
Hakim MK Tegur KPU karena Renvoi Tak Tertib dalam Sengketa Pileg

Hakim MK Tegur KPU karena Renvoi Tak Tertib dalam Sengketa Pileg

Nasional
Soal Silaturahmi Kebangsaan dengan Presiden dan Wapres Terdahulu, Bamsoet: Tinggal Tunggu Jawaban

Soal Silaturahmi Kebangsaan dengan Presiden dan Wapres Terdahulu, Bamsoet: Tinggal Tunggu Jawaban

Nasional
Hormati Ganjar, Waketum Gerindra: Sikap Oposisi Bukan Pilihan yang Salah

Hormati Ganjar, Waketum Gerindra: Sikap Oposisi Bukan Pilihan yang Salah

Nasional
Ganjar Pilih di Luar Pemerintahan, Bamsoet: Boleh, tapi Kita Bekerja Gotong Royong

Ganjar Pilih di Luar Pemerintahan, Bamsoet: Boleh, tapi Kita Bekerja Gotong Royong

Nasional
Hanya Ada 2 'Supplier' Indonesia yang Pasok Perangkat untuk Apple, Jokowi: Memprihatinkan

Hanya Ada 2 "Supplier" Indonesia yang Pasok Perangkat untuk Apple, Jokowi: Memprihatinkan

Nasional
Jokowi Resmikan Indonesia Digital Test House, Anggarannya Hampir 1 Triliun

Jokowi Resmikan Indonesia Digital Test House, Anggarannya Hampir 1 Triliun

Nasional
KPK Didesak Usut Pemberian THR ke Anggota DPR dari Kementan, Panggil Bersaksi dalam Sidang

KPK Didesak Usut Pemberian THR ke Anggota DPR dari Kementan, Panggil Bersaksi dalam Sidang

Nasional
Pabrik Bata Tutup, Jokowi: Usaha Itu Naik Turun, karena Efisiensi atau Kalah Saing

Pabrik Bata Tutup, Jokowi: Usaha Itu Naik Turun, karena Efisiensi atau Kalah Saing

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com