JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) Septiaji Eko Nugroho mengatakan, ada lebih dari 100 informasi hoaks terkait penularan virus corona yang terjadi di Indonesia.
Jumlah ini tercatat selama dua bulan terakhir.
Septiaji menyebut kondisi ini sebagai infodemik, di mana terjadi banjir informasi sesaat.
"Di Indonesia ini ada sekitar 100 lebih (topik hoaks yang beredar), selama dua bulan ini," ujar Septiaji dalam diskusi bertajuk "Hoaks Virus Corona: Strategi dan Mitigasi Informasi" di Kantor Kemenkominfo, Jakarta Pusat, Senin (8/3/2020).
Baca juga: Begini Cara Instagram Menangkal Hoaks Virus Corona
Pada umumnya, lanjut dia, hoaks yang beredar di Indonesia ini sangat mudah menjadi viral di masyarakat.
Septiaji menyebut kondisi ini meresahkan dan tidak kalah berbahaya dengan penyebaran virus corona itu sendiri.
"Infodemik ini merupakan banjir informasi yang sesat, yang membingungkan, mengelabui banyak orang dan yang tidak kalah bahayanya dari virus (virus corona) itu sendiri. Dan itu terjadi secara global, " tuturnya.
Baca juga: Jokowi: Musuh Terbesar Kita Bukan Virus Corona, tetapi Cemas dan Hoaks
Septiaji mengungkapkan, data secara global hingga saat ini ada 500 hoaks yang beredar di dunia terkait virus corona.
Selain Indonesia, informasi hoaks tersebut juga terjadi di Singapura, Turki, India dan Iran.
"Ada 500 topik di berbagai negara. Singapura kemarin melaporkan ada 16 (topik hoaks), negara lain juga punya catatan masing-masing. India juga cukup banyak, Turki juga ada, lalu Iran yang juga lumayan," jelasnya.
Diberitakan, hingga Senin (9/3/2020) pagi, wabah virus corona Covid-19 telah dikonfirmasi di lebih dari 100 negara.
Baca juga: Per Kamis, Ada 12 Kasus Penimbunan Masker dan 5 Kasus Hoaks Virus Corona
Sementara, jumlah kasus yang terkonfirmasi telah mencapai 109.835 kasus di berbagai belahan dunia. Dari jumlah tersebut, terjadi 3.803 kematian.
Peningkatan jumlah infeksi yang masih terjadi secara global ini juga berbanding lurus dengan jumlah pasien yang dinyatakan sembuh setiap harinya.
Melansir data real time yang dikumpulkan oleh John Hopkins University, jumlah pasien sembuh telah mencapai 60.695 pasien.
Jadi, persentase pasien sembuh atas seluruh jumlah infeksi yang dikonfirmasi adalah sebesar 55,26 persen.
Baca juga: Video Viral Pasien Corona di RSUD Soekardjo Tasikmalaya Dipastikan Hoaks
Persentase ini meningkat dibanding dua hari lalu (7/3/2020), di mana persentasenya tercatat 54,9 persen.
Sementara itu, hingga Minggu (8/3/2020), jumlah kasus infeksi virus corona Covid-19 di Indonesia bertambah menjadi enam orang.
Dua kasus terbaru diumumkan oleh Juru Bicara Pemerintah untuk penanganan virus corona Achmad Yurianto, Minggu (8/3/2020).
"Menambah dua kasus postitif. Pertama, disebut kasus 05. Laki-laki 55 tahun, ini adalah hasil laboratorium yang kita dapat," ujar Yuri di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat.
Baca juga: Polisi Cari Penyebar Video Hoaks Pasien Corona di RSUD Tasikmalaya
Yuri melanjutkan, kasus 05 diperoleh dari pelacakan kontak terhadap kasus 01 (klaster Jakarta).
"Lanjutan dari tracking klaster Jakarta. Tadi dapat data laboratorium yang bersangkutan confirm Covid-19," kata dia.
Lalu yang kedua, pasien yang terkonfirmasi kasus Covid-19 yang disebut sebagai kasus 06 merupakan laki-laki berusia 36 tahun.
Yuri menyebut kasus 06 ini sebagai imported case, karena pasien diduga tertular saat berada di lokasi tempatnya bekerja.
"Imported case yang dia dapat dari Jepang pada saat dia kerja sebagai awak kapal Diamond Princess," ujar dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.