Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Diminta Telusuri Orang yang Pernah Kontak Langsung dengan Pasien Corona

Kompas.com - 03/03/2020, 16:32 WIB
Sania Mashabi,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah diminta turut menelusuri orang-orang yang pernah kontak langsung dengan warga Depok yang positif virus corona (Covid-19).

Permintaan diungkapkan Pengurus Pusat Bidang Politik dan Kesehatan Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI).

"Perlu ada penelusuran kepada mereka-mereka yang berada satu kontak pada kegiatan sosial itu. Dalam hal ini dansa gitu ya. Harus ada," ujar pengurus IAKMI Syahrizal Syarif saat dijumpai di Gedung Mochtar, Jakarta Pusat, Selasa (3/3/2020).

Selain itu, IAKMI juga menyoroti tenaga medis yang menangani kedua pasien positif virus corona itu.

Baca juga: Imbas Virus Corona, MUI Anjurkan Tablig Akbar Ditunda

Menurut Syahrizal, tenaga medis yang memberikan penanganan awal juga mesti ditelusuri dan dipantau kesehatannya.

"Kelompok kedua dan ini yang menjadi pelajaran bagi kita adalah kelompok tenaga kerja kesehatan yang merawat, yang kontak baik dengan kasus pertama maupun kasus kedua," ujar dia.

Sebelumnya, Kementerian Kesehatan menyebut, dua warga Depok terinfeksi virus corona atau Covid-19. Selanjutnya, keduanya disebut pasien 1 (31) dan pasien 2 (64).

Keduanya terinfeksi dari warga negara Jepang yang sebelumnya positif terinfeksi virus corona.

Pertemuan antara pasien dengan WN Jepang itu adalah acara dansa di sebuah klub bilangan Jakarta Selatan pada 14 Februari 2020 lalu.

Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Achmad Yurianto menyebutkan, total ada 50 orang yang berdansa di acara itu.

Baca juga: Kondisi 2 Pasien RSPI Sulianto Saroso yang Positif Corona Semakin Membaik

"Setelah selesai dansa kurang lebih 50 orang, dan itu multinasional. Maka tanggal 16 si wanita mengeluh batuk dan agak panas, kemudian berobat ke dokter," kata Yuri di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (2/3/2020).

Menurut Yuri, pasien 1 awalnya tIDak didiagnosis positif virus corona. Dia diperbolehkan pulang oleh dokter.

Ia dirawat intens oleh ibunya di rumah. Namun, kondisi perempuan tersebut tidak kunjung membaik. Justru ibu yang merawatnya ikut tertular sakit.

"Maka, dua-duanya memutuskan minta dirawat di RS. Tanggal 27 Februari 2020 ibu dan anak dirawat di RS," kata Yuri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com