JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan ( Menko Polhukam) Mahfud MD mengatakan, operasi gabungan terus dilakukan pemerintah dalam upaya pembebasan lima Warga Negara Indonesia ( WNI) yang diculik kelompok Abu Sayyaf di Perairan Sabah, Malaysia, Kamis (16/1/2020).
"Kalau yang diculik sekarang sedang upaya penyelamatan yang dilakukan seperti biasa," ujar Mahfud di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Senin (24/2/2020).
Baca juga: Mahfud MD Akan ke Malaysia, Bahas Penculikan WNI oleh Abu Sayyaf
Mahfud mengatakan, operasi pembebasan dilakukan oleh tim gabungan yang melibatkan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), Badan Inteljen Indonesia (BIN), hingga Badan Inteljen Strategis (BAIS).
Namun demikian, sejauh ini upaya pembebasan tersebut belum menemukan perkembangan baru.
"Belum ada perkembangan baru tentang itu yang bisa diinformasikan," kata dia.
Baca juga: Kelompok Abu Sayyaf dan Penculikan WNI...
Mahfud menegaskan, informasi terkait perkembangan tersebut tak dapat disebarluaskan ke publik.
Mengingat, operasi itu menyangkut keselamatan lima WNI itu sendiri.
"Seperti biasalah, tidak sembarang diinformasikan, kalau nanti sudah ada kemajuan yang tidak membahayakan orang yang sedang disandera baru kita informasikan," kata dia.
Baca juga: Penculikan WNI oleh Abu Sayyaf Berulang, Mahfud MD Cari Solusi
Diberitakan, Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) memastikan, kelompok Abu Sayyaf sebagai pelaku penculikan lima WNI di Perairan Sabah, Malaysia, Kamis (16/1/2020).
"Kasus hilangnya kapal ikan milik Malaysia yang berawak 8 WNI di Perairan Tambisan, Lahad Datu, Sabah pada tanggal 16 Januari 2020 pukul 20.00 waktu setempat terkonfirmasi sebagai kasus penculikan oleh kelompok Abu Sayyaf," demikian bunyi keterangan tertulis Kemenlu, Selasa (21/1/2020).
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan