Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menurut Menristek, Riset dan Inovasi RI Tak Maju karena Birokrasi

Kompas.com - 24/02/2020, 14:22 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Riset Teknologi dan Perguruan Tinggi Bambang Brodjonegoro menyebutkan, salah satu kendala yang membuat riset dan inovasi Indonesia tidak maju karena kelembagaan riset masih dililit birokrasi.

Hal tersebut disampaikan Bambang saat Rapat Kerja Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) bertajuk Penguatan Daya Saing melalui Inovasi, Transformasi Digital, dan Kualitas SDM di Kantor BPPT, Jalan M.H. Thamrin, Jakarta Pusat, Senin (24/2/2020).

"Kita masih dililit dengan birokrasi di dalam kelembagaan riset. Saya pastikan, riset dan birokrasi itu tidak bisa kawin, karena dua hal itu mempunyai dua prinsip yang berbeda," ujar Bambang.

Baca juga: Tantangan Jokowi dan Ironi Riset RI

Oleh karena itu, kata dia, ke depannya perlu dilakukan debirokratisasi di bidang riset.

Pasalnya, lanjut Bambang, riset tidak bisa dikembangkan dengan jenjang struktural dan rumitnya birokrasi seperti yang terjadi saat ini.

"Sehingga orientasi dari riset yang sekarang adalah sekadar kegiatan, sekadar penyerapan anggaran. Karena itulah kinerja dari birokrasi," kata dia.

Kondisi seperti itu pun sangat tidak sesuai dengan cita-cita untuk menjadikan Indonesia sebagai perekonomian berbasis inovasi. 

Baca juga: Jokowi Minta Produk Hasil Riset dan Inovasi Diproduksi Besar-besaran

Selain itu, sumber dana riset atau penelitian Indonesia hanya 0,25 persen dari Gross Domestic Product (GDP), jauh jika dibandingkan dengan negara-negara maju lainnya di dunia.

"0,25 persen ini belum puncak masalahnya. Puncaknya adalah dengan anggaran tadi, 80 persennya datang dari dari Pemerintah, hanya 20 persen yang dari swasta. Jadi artinya yang tertarik, yang sibuk melakukan riset itu pemerintah. Ini yang membuat riset tidak akan maju, karena riset tidak didorong oleh suatu kebutuhan yang real," kata dia.

Kondisi ini berbeda dengan negara lain seperti Korea Selatan, Jepang, atau Thailand yang risetnya didominasi swasta.

Alokasi dana riset 70-80 persen di negara-negara itu, berasal dari swasta dan pemerintah hanya 20 persen. Hal tersebut karena pihak swasta lah yang lebih tahu kebutuhan pasar untuk melakukan riset dan inovasi.

Baca juga: Sosok di Balik Inovasi TNI AU Perbaiki Human Centrifuge hingga Boeing 737

"Kalau pemerintah yang sibuk, maka ujungnya adalah penyerapan anggaran yang tidak berujung pangkal, yang tidak jelas apa fokus risetnya," kata dia.

Selain itu, sumber daya manusia (SDM) juga menjadi kendala lainnya baik dari segi jumlah maupun kualitas. Termasuk juga soal fokus riset yang sulit dicari.

Saat ini, kata dia, bidang prioritas penelitian dan inovasi di Indonesia ada sembilan. Padahal bagi banyak pihak, jumlah tersebut belum termasuk prioritas.

"Karena masih terlalu banyak sehingga kita harus benar-benar mencari apa yang sebenarnya menjadi fokus riset kita dengan prioritas yang lebih terbatas," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Nasional
Presiden Jokowi Bakal Resmikan Modeling Budidaya Ikan Nila Salin di Karawang Besok

Presiden Jokowi Bakal Resmikan Modeling Budidaya Ikan Nila Salin di Karawang Besok

Nasional
Di Forum MIKTA Meksiko, Puan Bahas Tantangan Ekonomi Global hingga Persoalan Migran

Di Forum MIKTA Meksiko, Puan Bahas Tantangan Ekonomi Global hingga Persoalan Migran

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi Kabinet ke Megawati, Pengamat: Itu Hak Presiden, Wapres Hanya Ban Serep

Gibran Ingin Konsultasi Kabinet ke Megawati, Pengamat: Itu Hak Presiden, Wapres Hanya Ban Serep

Nasional
Prabowo Mau Bentuk 'Presidential Club', Pengamat: Kalau Diformalkan, Berapa Lagi Uang Negara Dipakai?

Prabowo Mau Bentuk "Presidential Club", Pengamat: Kalau Diformalkan, Berapa Lagi Uang Negara Dipakai?

Nasional
Hadiri MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10 di Meksiko, Puan: Kepemimpinan Perempuan adalah Kunci Kemajuan Negara

Hadiri MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10 di Meksiko, Puan: Kepemimpinan Perempuan adalah Kunci Kemajuan Negara

Nasional
Polri Usulkan Penambahan Atase Kepolisian di Beberapa Negara

Polri Usulkan Penambahan Atase Kepolisian di Beberapa Negara

Nasional
Kopasgat Kerahkan 24 Sniper dan Rudal Chiron Amankan World Water Forum di Bali

Kopasgat Kerahkan 24 Sniper dan Rudal Chiron Amankan World Water Forum di Bali

Nasional
Sentil Prabowo yang Mau Tambah Kementerian, JK: Itu Kabinet Politis, Bukan Kabinet Kerja

Sentil Prabowo yang Mau Tambah Kementerian, JK: Itu Kabinet Politis, Bukan Kabinet Kerja

Nasional
Jelang Hari Jadi Ke-731, Pemkot Surabaya Gelar Berbagai Atraksi Spektakuler

Jelang Hari Jadi Ke-731, Pemkot Surabaya Gelar Berbagai Atraksi Spektakuler

BrandzView
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com