Sehingga, untuk bisa memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, mereka terpaksa harus pergi ke pasar untuk berbelanja dan dimasak di apartemen masing-masing.
“Di pasar kita pasti berinteraksi dengan orang lokal,” ujarnya.
Baca juga: BNPB Serahkan 10.000 Masker untuk WNI di China ke Kemenlu
Hingga kini, Kementerian Luar Negeri menyatakan belum ada satu pun WNI yang berada di Wuhan, China yang terpapar virus mematikan ini. Tercatat, ada 243 WNI yang berada di kota itu, mayoritas mahasiswa.
Saling menyemangati
Di lain pihak, upaya untuk membangkitkan semangat bagi warga yang terisolasi terus dilakukan. Seperti dikabarkan BBC, teriakan “Wuhan jiayou” menggema di kota tersebut pada malam hari.
Aksi saling sahut menyahut itu direkam dan ramai diperbincangkan di media sosial. Dalam Bahasa Mandarin, warga saling meneriakkan kata “tetap semangat” dan “kita bisa” untuk menyemangati satu sama lain.
Baca juga: Kemenlu Akan Cek WNI yang Sakit tetapi Takut Ditelantarkan RS di Wuhan
Bahkan di Weibo, situs mikroblogging negeri tersebut, kata “Wuhan jiayou” menjadi topik utama pembahasan.
"We will get through this. Wuhan jiayou, the whole country is supporting you," kata seseorang di Weibo, seperti dilansir dari BBC.
Ihwal saling dukung ini juga diamini oleh mahasiswa Indonesia yang belajar Central China Normal University, Yuliana Lestari Chaniago.
Menurut dia, seluruh mahasiswa Indonesia yang ada di Wuhan saling berkomunikasi untuk menguatkan.
“Tapi, sesama orang Indonesia terus menjaga silaturahim dan saling support satu sama lain. Dan mencoba tenang dan tidak panik,” kata dia saat dihubungi Kompas.com, Senin (27/1/2020).
Baca juga: Tiga Pesawat TNI Siap Evakuasi WNI di Wuhan Kapan Saja
Ia justru berharap agar pejabat di Indonesia, termasuk media, tidak membuat pernyataan atau berita yang dapat menambah kekhawatiran orang tua mereka yang ada di Indonesia.
Pasalnya, meski kini Wuhan dalam kondisi terisolasi, mereka masih dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Selain itu, ia juga memastikan bahwa seluruh mahasiswa yang ada di sana masih dalam kondisi sehat dan tidak terpapar virus tersebut.
“Karena ini bertepatan dengan Imlek, ini banyak sekali toko yang tutup. Namun, tidak sedikit pula yang membuka toko,” kata mahasiswa program doktoral di ilmu politik program hubungan internasional itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.