Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Helmy Yahya: Hak Siar Liga Indonesia Harganya 4 Kali Lipat Liga Inggris

Kompas.com - 29/01/2020, 10:20 WIB
Tsarina Maharani,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Eks Direktur Utama TVRI Helmy Yahya mengungkap alasan TVRI tidak menayangkan Liga Indonesia dan memilih menayangkan Liga Inggris.

Menurut dia, pembelian hak siar Liga Indonesia lebih mahal empat hingga lima kali lipat jika dibandingkan dengan Liga Inggris.

"Ada yang tanya kenapa (TVRI) tidak beli Liga Indonesia? Liga Indonesia harganya empat kali lipat, lima kali lipat dari Liga Inggris," kata Helmy dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi I DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (28/1/2020).

Baca juga: Helmy Yahya Tak Terima Pembayaran Liga Inggris Disebut Berpotensi seperti Jiwasraya

Helmy menjelaskan, TVRI mendapatkan harga yang sangat murah untuk membeli hak siar Liga Inggris.

TVRI hanya membayar sekitar 2 juta dollar AS per sesi tayang.

"Katakan rezeki anak saleh, mendapatkan kesempatan tayangkan Liga Inggris dengan harga yang sangat murah. Harganya cuma 3 juta dollar AS, 1 juta dollar AS itu komitmen diambil iklannya. Kami cuma bayar 2 juta dollar AS," papar dia.

Helmy menyebutkan, kesempatan itu pun tak mungkin disia-siakannya. Ia yang saat itu menjabat sebagai Direktur Utama TVRI pun memutuskan membeli hak siar Liga Inggris.

Baca juga: Tak Terima Dipecat, Helmy Yahya Akan Gugat Dewas TVRI

Menurut dia, setiap stasiun televisi membutuhkan killer content untuk menarik penonton. Helmy mengatakan, Liga Inggris merupakan killer content bagi TVRI.

"Liga Inggris bagi kami adalah killer content, sebuah showcase, sebuah etalase, orang melihatnya dan dia akan masuk, lalu dia akan belanja program-program yang lain, yaitu sosialisasi kami, pendidikan kami, dan sebagainya," tutur Helmy.

Ia pun menegaskan, TVRI sangat sanggup membeli hak siar Liga Inggris.

Sebab, pembelian Liga Inggris bisa menggunakan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) TVRI.

"Apakah konyol kami dengan PNBP, tidak. PNBP TVRI itu sekitar Rp 150 miliar, kami boleh ambil Rp 120 miliar. Kalau hanya akan bayar Liga Inggris seharga 2 juta dollar AS atau Rp 28 miliar, kecil, itu pasti kami bisa bayar," kata dia.

Baca juga: Cerita Helmy Yahya Dipecat sebagai Dirut TVRI, Pengalaman Hidup yang Sangat Mahal

Helmy tak terima jika pembelian hak siar Liga Inggris disebutkan berpotensi gagal bayar seperti kasus di tubuh PT Asuransi Jiwasraya.

Menurut dia, kasus antara pembayaran Liga Inggris dan polis nasabah Jiwasraya merupakan hal yang berbeda.

"Kalau dianggap kami gagal bayar seperti Jiwasraya, masya Allah sungguh dua perbandingan yang sangat berbeda," ujar Helmy.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com