JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengapresiasi program kerukunan beragama bertajuk 1.000 Lingkaran Ibrahim atau 1.000 Abraham Circle.
Penggagas program itu adalah mantan Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat Dino Patti Djalal.
Menurut Dino Patti Djalal, Wapres Ma'ruf Amin memberi harapan tersendiri terhadap program itu.
"Tadi Bapak Wapres mengatakan sangat apresiasi program ini. Ini merupakan gagasan besar," kata Dino usai bertemu Ma'ruf Amin di Kantor Wapres, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Selasa (28/1/2020).
"Beliau mengharapkan Indonesia tidak hanya rukun tapi bisa ikut merukunkan kelompok lain di berbagai belahan dunia yang masih ada masalah," ujar dia.
Baca juga: Wapres: Kerukunan Umat Beragama jadi Kunci Pembangunan Nasional
Dino menilai ada tren yang tidak sehat antarumat beragama, terutama yang serumpun yaitu Islam, Kristen, dan Yahudi. Hal ini membuat para penganut dari tiga agama itu menginisiasi program 1.000 Lingkaran Ibrahim.
Contohnya adalah serangan terorisme yang dilakukan di tempat ibadah, seperti penembakan Muslim di masjid, penyerangan gereja, dan masih banyak lagi.
Ia mengatakan, program tersebut memiliki target pada akar rumput masyarakat agar mereka bisa berpikiran terbuka.
Sebab, ia melihat secara global hubungan antara pemeluk agama Islam, Kristen dan Yahudi semakin memburuk di negara-negara tertentu.
Baca juga: Ketum PBNU: Kerja Sama Antarumat Beragama Diharapkan Bukan Sekadar Jaga Toleransi
Bahkan, kata dia, survei di Amerika Serikat yang dilakukan PEW, orang Islam dibatasi dan diganggu baik oleh pemerintah maupun non pemerintah di 144 negara, orang Kristen di 142 negara, sedangkan Yahudi dibatasi dan diganggu di 87 negara.
Menurut dia, Indonesia memiliki posisi yang sangat strategis untuk merukunkan dunia
Adapun program tersebut berjalan dengan mekanisme hanya tiga agama, yakni Islam, Kristen, Yahudi, dan dilakukan di tiga negara oleh tiga orang pemuka agama dari agama bersangkutan.
Mereka mengikuti semacam program pertukaran untuk tinggal di rumah pemuka agama yang bersangkutan selama satu minggu di negara berbeda-beda.
Baca juga: Ancaman Kriminalisasi atas Penangkapan Aktivis Kebebasan Beragama Sudarto
Salah satu yang sudah dilakukan adalah di Selandia Baru, Amerika, dan Indonesia di Cirebon, Jawa Barat.
"Pengalaman kami dengan perjalan tiga minggu dan mereka bertemu dengan keluarga dan komunitas, saling berinteraksi timbul suasana persahabatan dan respek yang real," kata dia.
Dino menargetkan programnya tersebut diikuti 3.000 orang pemuka agama dari negara-negara yang mempunyai masalah antaragama.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.