Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Indonesia Atasi Aksi Ekstremisme Berbasis Kekerasan

Kompas.com - 23/01/2020, 12:32 WIB
Sania Mashabi,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Deputi Kerja Sama Internasional Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Andhika Chrisnayudhanto mengatakan, Indonesia punya cara untuk mencegah dan menanggulangi ekstremisme berbasis kekerasan.

Salah satu caranya, kata dia, melalui rencana aksi nasional.

"Salah satu yang sedang digarap oleh BNPT adalah untuk membentuk rencana aksi nasional. Dalam pencegahan dan penanggulangan ekstremisme berbasis kekerasan yang mengarah pada terorisme," kata Andhika di Hotel Gran Melia, Jakarta, Kamis (23/1/2020).

Baca juga: Seminar PSKP UGM Ulas Isu Ancaman Ekstremisme Agama di Indonesia

Andhika mengatakan, rencana aksi nasional adalah kegiatan yang diserukan secara global oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Rencana untuk Indonesia nantinya akan berbentuk sosialisasi ke daerah-daerah.

"Ini bentuknya sama mungkin kalau kita lihat rencana aksi HAM, nasional HAM, kemudian rencana aksi nasional dalam upaya penanggulangan tindak pidana perdagangan orang," ujar Andhika.

"Kemudian ada yang disebut rencana aksi nasional penanggulangan tindak pidana pencucian uang. Jadi kita lihat ini dalam aspek bagaimana kita bisa mencegah," tuturnya.

Dia menjelaskan, aksi ini akan mulai dilakukan sepanjang 2020 hingga 2024.

Baca juga: Wapres: Jangan Sampai ASN Terpapar Paham Radikalisme

Namun, saat ini aksi itu belum bisa dilakukan karena masih menunggu peraturan presiden (perpres).

"Kalau untuk rencana aksi nasional ini itu bukan masa percobaan, tapi ada periodenya itu dari 2020 sampai 2024," ucapnya.

Andhika enggan berbicara banyak soal kondisi ekstremisme berbasis kekerasan yang ada di Indonesia.

Dia juga merahasiakan bagaimana hasil kajian BNPT terkait sejauh mana keadaan ekstremisme berbasis kekerasan di Tanah Air.

"Kajian ada, tapi kalau kita lihat dari dasar PP-nya kajian itu kan sifatnya rahasia," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Jatah Menteri Demokrat, AHY: Kami Pilih Tak Berikan Beban ke Pak Prabowo

Soal Jatah Menteri Demokrat, AHY: Kami Pilih Tak Berikan Beban ke Pak Prabowo

Nasional
Prabowo: Saya Setiap Saat Siap untuk Komunikasi dengan Megawati

Prabowo: Saya Setiap Saat Siap untuk Komunikasi dengan Megawati

Nasional
Tak Setuju Istilah Presidential Club, Prabowo: Enggak Usah Bikin Club, Minum Kopi Saja

Tak Setuju Istilah Presidential Club, Prabowo: Enggak Usah Bikin Club, Minum Kopi Saja

Nasional
1.168 Narapidana Buddha Terima Remisi Khusus Waisak 2024

1.168 Narapidana Buddha Terima Remisi Khusus Waisak 2024

Nasional
Menteri AHY Usulkan Pembentukan Badan Air Nasional pada WWF 2024

Menteri AHY Usulkan Pembentukan Badan Air Nasional pada WWF 2024

Nasional
Hormati Jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

Hormati Jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

Nasional
Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

Nasional
PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

Nasional
KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

Nasional
Prabowo Koreksi Istilah 'Makan Siang Gratis': Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Prabowo Koreksi Istilah "Makan Siang Gratis": Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Nasional
Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Nasional
Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Nasional
KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

Nasional
Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Nasional
Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com