Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saksi Ungkap Upaya Teman Eks Dirut PT INTI Tukarkan Uang ke Dollar AS dan Singapura

Kompas.com - 15/01/2020, 14:20 WIB
Dylan Aprialdo Rachman,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemilik PT Raja Valutama Dian Wahyu mengaku, teman mantan Direktur Utama PT Industri Telekomunikasi Indonesia (INTI) Darman Mappangara, Taswin Nur, berkali-kali mendatangi money changer-nya di kawasan Kota Kasablanka.

Menurut Dian, Taswin menukarkan uang rupiah ke pecahan dollar Amerika Serikat (AS) dan dollar Singapura.

Hal itu disampaikan Dian saat bersaksi untuk Darman, terdakwa kasus dugaan suap terkait pengadaan semi baggage handling system (BHS) di sejumlah bandara yang ada di bawah naungan PT Angkasa Pura II.

Dian memaparkan, pada tanggal 26 Juli 2019, Taswin melakukan penukaran uang ke dollar AS.

"Oh, itu, ada transaksi, itu (transfer) di BCA, kan kita ada dua rekening ya, Mandiri sama BCA nah kebetulan itu di slip BCA, saya fokusnya yang Mandiri. Yang BCA itu ke rekening PT Raja Valutama Exchange, itu yang jadi 53.000 dollar AS itu," kata Dian di Pengadilan Tipikor Jakarta, Rabu (15/1/2020).

Baca juga: Dirut AP II Tegaskan Nota Kesepahaman dengan Eks Dirut PT INTI untuk Pengembangan Usaha

Pada tanggal 27 Juli 2019, Taswin disebut Dian kembali melakukan konversi uang ke dollar AS. Menurut Dian, Taswin mengirimkan uang sekitar Rp 253 juta ke rekening money changer.

"Kalau tanggal 27 Juli itu dari Mandiri Cabang Kota Kasablanka. Ada Rp 253 jutaan deh Pak, cuma saya nominal pastinya lupa," kata dia.

Menurut dia, uang rupiah yang dikonversikan menjadi 18.000 dollar AS.

Selanjutnya, pada tanggal 31 Juli 2019, Taswin menukarkan uang ke dollar Singapura.

"Itu agak siangan, itu dia telepon saya, Pak Taswin. Dia bilang, Bu Dian kalau saya mau transaksi Rp 1 miliar dalam bentuk Singapura ada enggak? Kebetulan saya tanya sama atasan saya, Pak Julius, memang lagi ready ternyata. Ya sudah saya bilang bisa," katanya.

Menurut Dian, Taswin mengirimkan uang Rp 1 miliar via transfer ke rekening money changer.

"Ya dia ngabarin uangnya sudah masuk, saya cek ke ATM, iya ternyata uangnya udah masuk. Beliau bilang mau ngambil sepulang kerja, sebelum magrib, itu barang udah diambil beliau. Itu kursnya Rp 10.340, Pak. Jadi sekitar 97.600 dollar Singapura," ungkapnya.

Baca juga: KPK Tetapkan Dirut PT INTI Darman Mappanggara sebagai Tersangka

Dalam perkara ini, Darman didakwa memberi suap sebesar 71.000 dollar Amerika Serikat (AS) dan 96.700 dollar Singapura ke mantan Direktur Keuangan AP II Andra Yastrialsyah Agussalam.

Menurut jaksa, suap tersebut diberikan secara bertahap lewat teman Darman bernama Taswin Nur. Taswin sendiri sudah divonis bersalah oleh majelis hakim pada Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta.

Menurut jaksa, suap tersebut dimaksudkan agar Andra selaku salah satu petinggi AP II mengupayakan PT INTI menjadi pelaksana pekerjaan dalam pengadaan dan pemasangan semi BHS di sejumlah bandara yang berada di wilayah cabang AP II.

Uang tersebut juga demi proses kontrak pekerjaan antara PT INTI dan PT APP dan pembayaran serta penambahan uang muka cepat terlaksana.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Peluang Duetkan Anies-Ahok, PDI-P: Masih Kami Cermati

Soal Peluang Duetkan Anies-Ahok, PDI-P: Masih Kami Cermati

Nasional
KPK Kembali Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Singgung Jemput Paksa

KPK Kembali Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Singgung Jemput Paksa

Nasional
Hamas Minta JK Turut Serta dalam Upaya Damai di Palestina

Hamas Minta JK Turut Serta dalam Upaya Damai di Palestina

Nasional
KPU Pertanyakan Klaim PPP Kehilangan 5.000 Suara di Sulsel

KPU Pertanyakan Klaim PPP Kehilangan 5.000 Suara di Sulsel

Nasional
KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

Nasional
Kontak Senjata hingga Penyanderaan Pesawat, Rintangan Pemilu 2024 di Papua Tengah Terungkap di MK

Kontak Senjata hingga Penyanderaan Pesawat, Rintangan Pemilu 2024 di Papua Tengah Terungkap di MK

Nasional
Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

Nasional
Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

Nasional
Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Nasional
Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Nasional
Ide 'Presidential Club' Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Ide "Presidential Club" Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Nasional
Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Nasional
Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Nasional
BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

Nasional
Luhut Ingatkan soal Orang 'Toxic', Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Luhut Ingatkan soal Orang "Toxic", Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com