JAKARTA, KOMPAS.com – Menteri Luar Negeri Retno Marsudi memanggil Duta Besar Amerika Serikat dan Duta Besar Iran untuk Indonesia pada Senin (6/1/2020).
Pemanggilan tersebut menyusul meningkatnya situasi pasca terbunuhnya Jenderal Iran Qasem Soleimani dalam serangan udara yang dilakukan Amerika Serikat.
Dalam keterangan yang dibagikan Retno melalui akun Twitter resminya, pertemuan itu digelar secara terpisah di Kantor Kementerian Luar Negeri, Senin sore. Retno pun menyampaikan, keprihatinannya atas memanasnya situasi di Iran.
"Met the Ambassador of Iran and Ambassador of the US separately this afternoon (06/01) Indonesia conveyed concerns on the latest development in US - Iran relations,” tulis Retno seperti dikutip Kompas.com, Selasa (7/1/2020).
Baca juga: Kemenlu Siapkan Rencana Perlindungan WNI di Irak dan Iran, Ada Apa?
Retno pun berharap, seluruh pihak dapat menahan diri untuk meredakan situasi.
“Indonesia hopes that all related parties exercise maximum restraint so as to prevent further escalation. Escalation will benefit no one. Furthermore, it may lead to potential repercussions on the global economy,” tulis Retno.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, masalah keamanan ini menyusul tewasnya Jenderal top Iran Qasem Soleimani dalam sebuah serangan yang berlangsung di Bandara Baghdad.
Laporan tersebut disampaikan oleh Hashed al-Shaabi, kelompok paramiliter Irak yang memperoleh sokongan dari Teheran, Jumat (3/1/2020).
Menurut pengumuman, kematian Qasem Soleimani oleh AS, serangan yang dilakukan adalah atas arahan Presiden AS Donald Trump.
Meskipun serangan tersebut dilakukan atas perintah Donald Trump, DPR AS mengaku tidak diberi tahu tentang rencana penyerangan tersebut.
Serangan dan kematian Soleimani pun direspons oleh pihak Iran.
Sejumlah pejabat Iran, termasuk pemimpin tertingginya, bersumpah akan membalas dendam.
Melalui Twitter, Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei mengumumkan waktu tiga hari berkabung atas kematian Qasem Soleimani.
"Balas dendam yang sangat menyakitkan menunggu para kriminal yang telah menumpahkan darah pada martir itu di tangan mereka," ancamnya.
Presiden Hassan Rouhani pun mengungkapkan hal yang serupa. Ia menyatakan bahwa kematian Soleimani yang ia sebut 'syahid' telah menghancurkan negara di Timur Tengah.
Sementara, Menteri Pertahanan Amir Hatami, yang juga merupakan komandan Pasukan Quds berjanji bahwa pembalasan yang dilakukan nantinya akan mengerikan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.