Pada tahun 1960, Mien bersama bersama suaminya, RH Sugandhi Kartosubroto, mendirikan sayap ormas Partai Golkar bernama Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong (MKGR).
MKGR juga turut membidani kelahiran Golkar pada tahun 1964. Oleh karenanya, tak heran jika MKGR menjadi salah satu pilar penting lahirnya partai pohon beringin itu.
Baca juga: MKGR Kenang Sosok Mien Sugandhi, Jasanya Dinilai Luar Biasa
Pada awalnya, MKGR dibentuk dengan niatan melaksanakan fungsi-fungsi nonpolitik seperti pendidikan, ekonomi, dan sosial. Namun, ormas ini lantas menyatakan diri menjadi partai politik terhitung sejak 27 Mei 1998.
Saat itu, MKGR telah diketuai oleh Mien. Sebab, suami Mien yang sebelumnya memimpin MKGR, wafat pada tahun 1991.
MKGR juga menjadi salah satu peserta pemilu di tahun 1999. Namun sayang, suara partai ini tak mencapai satu persen, sehingga tak bisa meloloskan calon legislatifnya ke Parlemen.
Kini, MKGR kembali menjadi ormas sayap Partai Golkar.
Titah Soeharto
Tahun 1991, tak lama setelah menjabat sebagai Ketua Umum MKGR menggantikan suaminya, Mien mendapat tugas khusus dari Kepala Negara.
Kala itu, Mien diminta untuk membentuk organisasi wantia tani seluruh Indonesia.
"Suatu kali, Pak Harto bertanya, kamu bisa tidak sekarang membentuk organisasi wanita tani seluruh Indonesia?," kenang Mien dikutip dari buku Pak Harto, The Untold Stories (2011).
"Waktu itu ada Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), tetapi di situ belum ada organisasi wanitanya. Jelas tidak mungkin saya mengatakan tidak bisa," lanjutnya.
Baca juga: Mien Sugandhi dan Kenangan Membangun Organisasi Wanita Tani...
Kepada Mien, Soeharto hanya memberikan waktu satu sampai dua minggu untuk dia mengumpulkan seluruh wanita tani di Indonesia.
"Waduh, Ya Allah, bagaimana caranya?" Mien sempat kebingungan.
Akhirnya, dengan jabatannya sebagai Ketua MKGR, Mien memutuskan untuk mengerahkan MKGR seluruh Indonesia membentuk organisasi wanita tani hingga ke seluruh pelosok, bahkan Timor Timur.
Diundangnya seluruh perwakilan wanita tani itu ke Jakarta. Dari 300 orang yang diundang, sebanyak 800 wanita tani tercatat hadir.