Senada dengan Anwar, hakim Sukartono juga memutuskan masuk kerja.
Meski genangan air di depan PN Jakarta Pusat hampir mencapai pinggangnya, ia mengaku tetap ingin bertugas dalam sidang perkara tindak pidana korupsi yang ditangani Kejaksaan Agung.
"Sudah ditunggu sama Kejaksaan untuk hari ini jam 1. Saya ke sini, pakai celana pendek gini, bawa pakaian sidang di tas, tetap melaksanakan sidang," cerita Sukartono.
"Jadi tadi saya ke sini naik perahu yang didorong warga, jadi beri ongkos Rp 20.000 untuk ke sini. Itu uang saya sendiri," lanjut dia.
Ia menganggap ini perjuangannya menjalankan tugas sebagai seorang hakim.
Pria yang berkarir sebagai hakim sejak tahun 1985 ini mengatakan juga mematuhi perintah Yanto sebagai Ketua PN Jakarta Pusat.
"Ini perjuangan saya karena sebelumnya saya di TNI, saya pensiunan tentara, saya dulu berpangkat kolonel menjadi hakim militer kemudian bertugas (sebagai hakim) ad hoc Tipikor di sini," katanya.
Baca juga: Ditanya soal Antisipasi Banjir, Anies Jawab Masih Fokus Evakuasi Warga
"Saya melaksanakan tugas yang diberikan kepada Ketua PN Bapak Yanto sehingga apapun yang diberikan oleh pimpinan saya, tetap saya hormat," ungkap dia.
Sukartono juga mengaku tinggal di kawasan Kemayoran. Hujan lebat yang melanda Jakarta juga membuat lingkungan tempat tinggalnya terkena banjir.
"Rumah asli saya di Surabaya. Rumah (di Kemayoran) ada kebanjiran sedikit aja, tapi karena tugas kita tetap melaksanakan," ujar dia.
"Tadi naik perahu sebatas dari Jalan Garuda itu ke pengadilan sini. Kalau enggak naik perahu basah kita. Nanti celana juga ikut basah," katanya.
Baca juga: Pasca-banjir, Warga Kemang Panen Lele di Selokan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.