Sementara itu, jalur kereta api cepat mempunyai panjang 142,3 km dengan empat stasiun.
Baca juga: Progres Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung Capai 36,01 Persen
Berbeda dari LRT, pembangunan jalur kereta cepat cukup sulit karena harus membangun 13 terowongan dengan panjang total 16,82 km.
Selain itu, lebih dari separuh atau 82,7 panjang jalur akan melayang (elevated).
Untuk menunjang kereta cepat, PT Kereta Cepat Indonesia China selaku pemilik proyek akan membangun tiga kawasan transit oriented development (TOD), yaitu Karawang TOD, Walini TOD, dan Tegalluar TOD.
Untuk progres pembangunannya, saat ini sudah mencapai 38,2 persen. Pada akhir Desember nanti, ditargetkan pembangunan mencapai 40 persen.
Baca juga: Anies Jamin Tarif Transjakarta, MRT, dan LRT Tak Berubah meski Anggaran Subsidi Dipangkas
Jokowi berharap ke depannya semua transportasi dapat terintegrasi.
“Semuanya akan terintegrasi, misalnya kereta cepat stasiun di Halim, LRT juga Halim, bus transjakarta. Saya minta Gubernur DKI link-kan di sana 2021,” kata Jokowi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.