JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Rabu (11/12/2019) malam, menyampaikan pidato politik refleksi pergantian tahun.
Dalam pidato bertajuk 'Indonesia Tahun 2020: Peluang, Tantangan, dan Harapan' itu, SBY menyoroti berbagai persoalan. Mulai dari mengemukanya politik identitas pada Pilpres 2019 hingga isu-isu ekonomi.
Selain itu, SBY juga menegaskan sikap Partai Demokrat di masa pemerintahan Joko Widodo-Ma'ruf Amin lima tahun ke depan.
Berikut poin pidato SBY yang dirangkum Kompas.com:
1. Partai Demokrat Sebagai Oposisi
SBY menyatakan Partai Demokrat berada di luar pemerintahan. Namun, Demokrat tetap berkomitmen mendukung kinerja pemerintahan Jokowi-Ma'ruf.
Baca juga: SBY Tegaskan Demokrat di Luar Pemerintahan, tetapi Dukung Kerja Pemerintah
SBY menyebut, Partai Demokrat akan mendukung kebijakan pemerintah yang tepat dan sesuai keinginan rakyat.
Oleh karena itu, Demokrat siap melancarkan kritik apabila pemerintahan Jokowi-Ma'ruf dianggap tidak sesuai dengan kepentingan rakyat.
"Meskipun saat ini Partai Demokrat berada di luar pemerintahan pusat, komitmen kami tak berubah. Kami ingin pemerintah sukses dalam melaksanakan tugasnya," kata SBY.
"Kalau pemerintah sukses, rakyatlah yang mendapatkan manfaatnya," lanjut dia.
2. Politik Identitas Melebihi Takaran di Pilpres 2019
Presiden RI ke-6 itu kemudian mengulas gelaran Pilpres 2019 pada awal pidatonya. Menurut SBY, Pilpres 2019 memiliki catatan buruk dalam sejarah.
Baca juga: Refleksi Politik SBY: Pemilu 2019 Buruk, Politik Identitas Berlebihan
Catatan itu mengenai politik identitas yang melebihi takaran.
"Yang buruk, pertama kali dalam sejarah, pemilu kita diwarnai oleh politik identitas yang melebihi takarannya. Juga pertama kali terjadi banyak korban jiwa, baik karena kekerasan maupun bukan," kata SBY.
Namun, sejauh ini persatuan bangsa tetap terjaga dengan baik. SBY mengatakan, pada akhirnya semua sadar dan terpanggil.