Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei KRPA: 46,8 Persen Orang Pernah Dilecehkan di Transportasi Umum, Mayoritas di Bus

Kompas.com - 27/11/2019, 13:31 WIB
Fitria Chusna Farisa,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Koalisi Ruang Publik Aman (KRPA) merilis hasil survei mereka tentang pelecehan seksual di ruang publik.

Survei yang dilakukan pada 25 November sampai 10 Desember 2018 ini melibatkan 62.224 responden, terdiri dari perempuan dan laki-laki yang dipilih secara acak di seluruh provinsi Indonesia.

Hasilnya, sebanyak 46,8 persen responden mengaku pernah mengalami pelecehan seksual di transportasi umum.

"Pelecehan seksual pada transportasi umum angkanya adalah 46,8 persen atau setara hampir sekitar 30.000 orang," kata relawan KRPA, Rastra, di Kantor Komnas Perempuan, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (27/11/2019).

Baca juga: BPTJ: Penggunaan Transportasi Umum Baru 30 Persen di Jabodetabek

Hasil survei juga menunjukkan bahwa pelecehan seksual di transportasi umum paling banyak terjadi di bus, yaitu sebesar 35,80 persen.

Selanjutnya, secara berturut-turut pelecehan seksual banyak terjadi di angkot (29,49 persen), kereta rel listrik atau KRL (18,14 persen), ojek online (4,79 persen), dan ojek konvensional (4,27 persen).

Dari jumlah tersebut, KRPA mencatat bahwa angka pelecehan seksual terhadap perempuan lebih tinggi dibanding laki-laki.

Baca juga: Pertumbuhan Ojol, Kegagalan Pemerintah Menyediakan Transportasi Umum

Ditemukan bahwa 3 dari 5 perempuan dan 1 dari 10 laki-laki pernah mengalami pelecehan di ruang publik.

"Perempuan 13 kali lebih rentan mengalami pelecehan di ruang publik dibanding laki-laki," ujar Rastra.

KRPA juga mengklasifikasikan bentuk pelecehan seksual di ruang publik menjadi 19 jenis. Berikut rincian beserta jumlahnya:

1. Siulan: 5.392

2. Komentar atas tubuh: 3.628

3. Main mata: 3.325

4. Disentuh: 3.200

5. Komentar seksis: 2.515

6. Didekati dengan agresif dan terus menerus: 1.445

7. Komentar rasis: 1.753

8. Diraba atau dicekam: 1.826

9. Komentar seksual secara gamblang: 1.986

10. Digoda dengan klakson: 2.140

11. Digesek dengan alat kelamin: 1.411

12. Diikuti atau dikuntit: 1.215

13. Gestur vulgar: 1.209

14. Suara kecupan: 1.001

15. Dipertontonkan masturbasi publik: 964

16. Diintip: 7

17. Difoto: 11

18. Diperlihatkan kelamin: 35

19. Dihadang: 623

Kompas TV Dalam beberapa hari terakhir, marak kasus kejahatan yang timbul akibat perilaku ganjil. Sebut saja kasus penyiraman air keras. Pelaku merupakan pemuda berusia 29 tahun, yang meneror di tiga lokasi terpisah wilayah Jakarta Barat. Setelah ditangkap, polisi mengungkap tersangka, sang pelaku tunggal, pada rilis kasus di Mapolda Metro Jaya, Sabtu 16 November lalu. Viandra Yuniko, yang sehari-harinya bekerja sebagai tukang service ac, ditangkap polisi berkat rekaman kamera pemantau di lokasi kejadian, juga berkat keterangan sejumlah korban dan saksi.<br /> <br /> Pelaku menyiram cairan kimia racikan sendiri, berupa air soda api, ke sembilan korban. Aksi ini disebut akibat frustrasi, karena tidak mendapat perhatian keluarga.<br /> Meski negatif mengonsumsi alkohol, hingga kini polisi masih mendalami motif pelaku, dan berencana melakukan rekonstruksi besar di tempat kejadian, menghadirkan para korban. Kasus kejahatan perilaku ganjil yang membuat geger, adalah kasus pelemparan sperma, di Tasikmalaya Jawa Barat.<br /> <br /> Sang pelaku, masih menjalani pemeriksaan di Polres Tasikmalaya Kota. Polisi masih berupaya mengungkap motif pelaku melakukan teror pelecehan terhadap para korban. Perilaku ganjil yang menyebabkan tindak kejahatan, meresahkan warga. Sudah banyak korban, namun hingga kini polisi masih mendalami motif pelaku yang berbuat tak senonoh. Apakah ini ada kaitannya dengan gangguan kejiwaan pelaku? Dialog waspada kejahatan perilaku ganjil, akan dibahas bersama Psikolog, Reza Indragiri, dan ada Kabag Ops Polres Kota Tasikmalaya, Kompol Shohet, langsung dari Tasikmalaya Jawa Barat.<br />
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kaesang Dinilai Unggul di Jateng, PDI-P Andalkan Kekuatan Kolektif

Kaesang Dinilai Unggul di Jateng, PDI-P Andalkan Kekuatan Kolektif

Nasional
Gerindra Usung Andra Soni-Dimyati Natakusumah Maju Pilkada Banten

Gerindra Usung Andra Soni-Dimyati Natakusumah Maju Pilkada Banten

Nasional
KPU: Cagub-Cawagub Usia 30 Tahun, Cabup-Cawabup 25 Tahun Saat Dilantik 1 Januari 2025

KPU: Cagub-Cawagub Usia 30 Tahun, Cabup-Cawabup 25 Tahun Saat Dilantik 1 Januari 2025

Nasional
Operasi Besar di RSPPN PB Soedirman, Prabowo: Saya Dua Kali Kecelakaan Terjun Payung

Operasi Besar di RSPPN PB Soedirman, Prabowo: Saya Dua Kali Kecelakaan Terjun Payung

Nasional
Jokowi Jenguk Prabowo Usai Jalani Operasi Cedera Kaki di RSPPN PB Soedirman

Jokowi Jenguk Prabowo Usai Jalani Operasi Cedera Kaki di RSPPN PB Soedirman

Nasional
Prabowo Jalani Operasi Besar di RSPPN Soedirman Pekan Lalu

Prabowo Jalani Operasi Besar di RSPPN Soedirman Pekan Lalu

Nasional
Disinggung Komunikasi dengan Anies untuk Pilkada Jakarta, Hasto: PDI-P Tidak Kurang Stok Pemimpin

Disinggung Komunikasi dengan Anies untuk Pilkada Jakarta, Hasto: PDI-P Tidak Kurang Stok Pemimpin

Nasional
Survei LSI: Ada Pengaruh Jokowi, yang Membuat Kaesang Unggul di Jateng

Survei LSI: Ada Pengaruh Jokowi, yang Membuat Kaesang Unggul di Jateng

Nasional
Mimi Campervan Girl dan Tim THK Dompet Dhuafa Bagikan Sapi Kurban untuk Warga Ohoidertawun

Mimi Campervan Girl dan Tim THK Dompet Dhuafa Bagikan Sapi Kurban untuk Warga Ohoidertawun

Nasional
Hasto Siap Hadir Jika Dipanggil KPK Lagi Juli Mendatang

Hasto Siap Hadir Jika Dipanggil KPK Lagi Juli Mendatang

Nasional
PDI-P Buka Peluang Kerja Sama Politik dengan PAN, Gerindra dan PKB di Beberapa Provinsi

PDI-P Buka Peluang Kerja Sama Politik dengan PAN, Gerindra dan PKB di Beberapa Provinsi

Nasional
Menkominfo Didesak Mundur soal PDN, Wapres: Hak Prerogatif Presiden

Menkominfo Didesak Mundur soal PDN, Wapres: Hak Prerogatif Presiden

Nasional
PDN Diretas, Wapres: Tidak Terpikirkan Dahulu Ada Peretasan Dahsyat

PDN Diretas, Wapres: Tidak Terpikirkan Dahulu Ada Peretasan Dahsyat

Nasional
Menteri BUMN Cek Kesiapan Jaringan Gas Pertamina di IKN

Menteri BUMN Cek Kesiapan Jaringan Gas Pertamina di IKN

Nasional
Soal Koster Kembali Diusung di Pilkada Bali, Hasto: Megawati di Bali Lakukan Pemetaan

Soal Koster Kembali Diusung di Pilkada Bali, Hasto: Megawati di Bali Lakukan Pemetaan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com