Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Tanggapan Fadli Zon Saat Kritiknya Disebut Hiburan dari Senayan...

Kompas.com - 26/11/2019, 17:30 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

JAKARTA,KOMPAS.com - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon tidak menanggapi secara spesifik pihak Istana bahwa menganggap pernyataannya soal pengangkatan staf khusus baru bagi Presiden Joko Widodo sebagai hiburan dari Senayan.

Namun, Fadli tetap berpendapat bahwa penunjukkan sejumlah staf khusus baru tersebut merupakan pemborosan anggaran dan berpotensi tumpang tindih dengan Kementerian Sekretariat Negara, Sekretariat Kabinet dan Kantor Staf Kepresidenan.

"Ada Setneg, Seskab, ada KSP. Jadi banyak sekali di antara mereka itu yang mungkin tumpang tindih kerjanya," kata Fadli di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (26/11/2019) siang.

"Ini jauh dari semangat yang diharapkan Presiden sendiri untuk efesiensi. Jadi, ini sama saja pemborosan," lanjut dia.

Baca juga: Jabat Staf Khusus Presiden, Diaz Hendropriyono Bantah Terima Gaji Rp 51 Juta

Selain itu, menurut Fadli, staf khusus Jokowi semestinya tokoh yang sudah lama mengabdi kepada negara. Bukan tim sukses ketika perhelatan pilpres.

Meskipun Presiden memiliki hak prerogatif terkait penunjukkan stafsus, Fadli berpendapat bahwa penunjukkan staf khusus itu pun harus berdasarkan prinsip tersebut.

"Dicek juga latar belakangnya. Jangan hanya karena tim sukses dan sebagainya gitu. Itu hak kok untuk mengangkat itu. Tapi kalau seolah mau mengedepankan milenial, ya itu kan menurut saya pajangan saja," ujar dia.

Diberitakan sebelumnya, Sekretaris Kabinet Pramono Anung tidak mempermasalahkan pernyataan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon yang menyebut staf khusus Jokowi, terutama yang berlatar belakang milenial, sebagai 'lipstik' dan pajangan.

Pramono mengatakan, pernyataan Fadli adalah kritikan sekaligus hiburan dari Senayan.

"Terus terang, kita kangen kalau Pak Fadli enggak bilang itu. Jadi kita anggap saja itu hiburan dari Senayan untuk Pak Presiden dan buat kami semua dari Pak Fadli," kata Pramono di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (25/11/2019).

Baca juga: Penunjukan 8 Staf Khusus Wapres yang Tanpa Campur Tangan Jokowi dan Bukan Milenial

Namun, Pramono menegaskan, ketujuh stafsus milenial dipilih Presiden Jokowi karena kemampuan mereka yang sudah terbukti. Jadi bukan untuk pencitraan seperti tudingan Fadli Zon

"Kenapa kemudian dipilih orang-orang muda yang bertalenta, yang pintar, yang membawa perubahan, karena memang yang akan dihadapi oleh bangsa ini berbeda dengan apa yang kami alami," kata Pramono.

"Jadi (kata) Pak Jokowi, kami-kami ini yang umur di atas 50, sementara Indonesia akan menjadi bangsa besar, menjadi 10 kekuatan ekonomi dunia. Mereka-mereka lah yang nantinya akan bekerja. Maka sejak awal mereka dikenalkan dengan birokrasi pemerintahan, tata cara pengambilan keputusan," sambung dia. 

 

Kompas TV Upaya peningkatan pemberdayaan perempuan jadi topik dalam kongres perempuan Jawa Tengah pertama yang digelar di Semarang.<br /> <br /> Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo yang turut hadir mengatakan, perlu terobosan untuk meningkatkan kesejahteraan perempuan. Pemerintah provinsi jawa Tengah selama ini mendukung penuh segala upaya untuk meningkatkan pemberdayaan terhadap perempuan.<br /> <br /> Sementara itu, menteri pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, I Gusti Ayu Bintang Darmavati menegaskan, pemerintah terus berupaya menurunkan angka kekerasan terhadap perempuan. I Gusti Ayu Bintang Darmavati berharap kongres perempuan Jawa Tengah ini bisa memunculkan gagasan dan solusi untuk kehidupan perempuan yang semakin baik. Di kongres perempuan Jawa Tengah pertama ini, sejumlah kerajinan karya perempuan dihadirkan. turut pula ditampilkan pameran foto yang menggambarkan perjuangan perempuan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com